Selasa 10 Sep 2024 10:16 WIB

UAH: MUI Bisa Jadi Wadah untuk Menguji Polemik Nasab Ba'alawi

Menurut UAH, tidak bisa disebut pemikiran komprehensif jika belum diuji.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: A.Syalaby Ichsan
Dr. (HC) Adi Hidayat, Lc., MA., yang berkesempatan memberikan pandangan dan pencerahan dengan subtema Pengembangan Praksis Dakwah Kultural: Supporters, K-Popers, dan Masyarakat Seni-Budaya, Selasa (19/03/2024), di Auditorium KH Ahmad Azhar Basyir Gedung Cendekia Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ).
Foto: dok UMJ
Dr. (HC) Adi Hidayat, Lc., MA., yang berkesempatan memberikan pandangan dan pencerahan dengan subtema Pengembangan Praksis Dakwah Kultural: Supporters, K-Popers, dan Masyarakat Seni-Budaya, Selasa (19/03/2024), di Auditorium KH Ahmad Azhar Basyir Gedung Cendekia Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ustadz Adi Hidayat (UAH) menyarankan Majelis Ulama Indonesia (MUI) menjadi wadah untuk menguji berbagai macam masalah yang diajukan khususnya terkait dengan polemik nasab Ba'alawi.

Ustadz Adi yang juga merupakan Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah ini menyayangkan, polemik tentang nasab sampai saat ini belum juga berhenti. Polemik tersebut pun  melahirkan berbagai macam hal yang sangat tidak produktif, baik perdebatan yang tidak berujung, konflik di media sosial, dan diskusi yang tidak terarah.

Baca Juga

"Bahkan belakangan ini kita mulai juga melihat turunan-turunan konflik di media sosial itu ke dunia nyata sampai terlahir tindakan-tindakan yang tidak kita harapkan," kata Ustadz Adi, dikutip dari Youtube Channel Adi Hidayat Official yang dipublikasikan pada 13 Agustus 2024.