Rabu 11 Sep 2024 11:09 WIB

RMI NU Jakarta: Hentikan Polemik Ba'alawi, Kesampingkan Nasab Kedepankan Sanad

Rantai catatan emas keilmuan ulama dan habaib sampai kepada Nabi SAW.

Red: A.Syalaby Ichsan
Rakhmad Zailani Kiki; Kepala Lembaga Peradaban Luhur (LPL), Ketua Bidang Pemberdayaan Masyarakat IKALUIN Jakarta
Foto: Istimewa/Rakhmat Zailani Kiki
Rakhmad Zailani Kiki; Kepala Lembaga Peradaban Luhur (LPL), Ketua Bidang Pemberdayaan Masyarakat IKALUIN Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua RMI Jakarta KH Rakhmad Zailani Kiki mengungkapkan, polemik nasab Ba’alawi sulit untuk dipertemukan mengingat masing-masing pihak sudah berpegang pada keyakinannya.

Kiai yang juga merupakan penulis Genealogi Intelektual Ulama Betawi tersebut menjelaskan, setiap orang memiliki catatan nasab yang tidak bisa diklaim secara obyekf. Terlebih, nasab tersebut terkait dengan dzuriyat atau keturunan Nabi Muhammad SAW. “Apalagi kalau terkait dengan nasab Nabi ini kan sensitif,”jelas dia saat berbincang dengan Republika, Selasa (10/9/2024).

Baca Juga

Dia mengatakan, sintesis antara kubu pembatal nasab dan pihak yang dibatalkan tidak akan pernah ada. Untuk itu, Kiai Kiki mengungkapkan, sebaiknya polemik seputar nasab dikesampingkan. Dia menjelaskan, untuk merekatkan kembali ukhuwah, maka yang dikedepankan sebaiknya adalah masalah sanad.

Dia menjelaskan, sanad merupakan genealogi intelektual yang juga bersambung sampai kepada Nabi SAW, bukan genealogi biologis.Menurut dia, para habaib atau lebih khusus Ba’alawi pun kerap berguru kepada para ulama yang bukan keturunan Nabi. Ilmunya kemudian sampai kepada para ulama Nusantara. Jika dirunut, sanad keilmuannya ke atas sampai kepada Nabi Muhammad SAW.