Kamis 19 Sep 2024 07:57 WIB

Tragedi Ledakan Pager, Pengusaha Lebanon Tergiur Harga 'Murah', Hizbullah Lalai

Perusahaan Taiwan menyerahkan pembuatan pager itu perusahaan di Eropa.

Setidaknya 9 orang tewas, dan sekitar 2.800 lainnya terluka, 200 di antaranya luka parah, setelah ratusan ‘pager’ atau penyeranta meledak di seluruh Lebanon, Selasa (17/9).
Foto: X
Setidaknya 9 orang tewas, dan sekitar 2.800 lainnya terluka, 200 di antaranya luka parah, setelah ratusan ‘pager’ atau penyeranta meledak di seluruh Lebanon, Selasa (17/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Ledakan pager mematikan di penjuru Lebanon yang diduga kuat didalangi oleh badan intelijen Israel, Mossad, telah memberikan pukulan kuat gerakan Hizbullah. Mossad sukses menyabotase pengadaan perangkat telekomunikasi yang digunakan oleh Hizbullah maupun warga Lebanon.

Seorang sumber yang dekat dengan Hizbullah mengatakan kepada MEE bahwa serangan pager tersebut merupakan kejutan bagi aparat keamanan gerakan itu dan penyelidikan segera diluncurkan.

Baca Juga

"Orang yang memesan pager tersebut adalah seorang pengusaha yang memiliki hubungan dengan partai tersebut. Ia diberi harga yang sangat bagus untuk perangkat tersebut," kata sumber tersebut.

"Itu adalah kelalaian dari pihak Hizbullah karena mereka tidak memeriksa atau menguji pager tersebut dengan seksama sebagaimana mestinya, mengingat mereka mempercayai orang yang menyediakannya."

Kantor berita Reuters melaporkan, badan mata-mata Israel Mossad menanam sejumlah kecil bahan peledak di dalam 5.000 pager buatan Taiwan yang dipesan oleh kelompok Lebanon, Hizbullah.

Mereka menaruh bahan berbahaya itu beberapa bulan sebelum ledakan Selasa. Demikian mengutip sumber keamanan senior Lebanon dan sumber lainnya.

Pager yang meledak itu bisa jadi model "Gold AR-924". Namun, pendiri produsen elektronik Taiwan, Gold Apollo, telah membantah perusahaannya terlibat dalam ribuan pager yang meledak di Lebanon.

Pendiri perusahaan, Hsu Ching-Kuang, mengatakan perusahaannya telah menandatangani perjanjian dengan perusahaan yang berbasis di Eropa untuk memproduksi perangkat tersebut dan menggunakan nama perusahaannya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement