REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahmad Hassan merupakan tokoh Persatuan Islam (Persis) pada awal abad ke-20 M. Ulama kelahiran Singapura itu juga masyhur dengan sebutan Ustaz A Hassan atau Hassan Bandung. Sebab, ia memang aktif berdakwah di ibu kota Jawa Barat tersebut.
Ustaz A Hassan merupakan autodidak. Walaupun tidak menempuh pendidikan tinggi, ia diakui luas sebagai seorang yang alim. Bahkan, tokoh berdarah India itu juga kerap beradu argumentasi dengan sejumlah figur publik, termasuk Ir Sukarno.
Pernah suatu ketika, Ustaz A Hassan menerima tantangan debat yang dilayangkan gerakan Ahmadiyah, sebuah aliran yang dirintis Mirza Ghulam Ahmad pada 1889 di wilayah India yang dijajah Inggris. Tamar Djaja dalam buku Riwayat Hidup A Hassan menuturkan kisah ini.
Perdebatan berlangsung pada September 1933 di Gang Kenari, Batavia (Jakarta). Kubu Ahmadiyah diwakili dua orang, yakni Abu Bakar Ayyub dan Maulana Rahmat Ali.
Pada masa itu, kelompok Ahmadiyah cukup gencar mengampanyekan ajarannya. Orang-orang kemudian meminta A Hassan untuk beradu argumen dengan mereka.
Tokoh Persis ini sempat meminta adanya moderator debat, tetapi ditolak oleh kubu Ahmadiyah.
Ada beberapa poin perdebatan, antara lain, soal kenabian Mirza Ghulam Ahmad. Tiba gilirannya berbicara, Hassan lalu menyebutkan sebuah "hadis."
"Di hari Rasulullah SAW meninggal, bumi berteriak."
"Katanya (bumi), 'Ya Allah, apakah badanku ini akan Engkau kosongkan daripada diinjak oleh kaki-kaki nabi sampai Hari Kiamat?' Maka Allah berfirman kepada bumi, 'Aku akan jadikan di atas badanmu (di atas bumi) manusia yang hatinya seperti nabi-nabi.'"
Abu Bakar Ayyub lantas mendesak A Hassan untuk menjelaskan riwayat "hadis" tersebut. Awalnya, tokoh Persis ini berpura-pura tidak tahu.