REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sesudah wafatnya Nabi Muhammad SAW, Abu Musa al-Asy’ari terus berkhidmat kepada umat. Ketika diberi amanah kedudukan di pemerintahan, karakteristiknya tetap lurus, bersahaja, dan amat berhati-hati (warak).
Ketika Khalifah Umar bin Khattab mengirimnya ke Bashrah untuk menjadi panglima dan gubernur, Abu Musa al-Asy'ari mengumpulkan para penduduk. Ia lalu berpidato di hadapan mereka.
"Sesungguhnya Amirul Mukminin Umar Khattab telah mengirimku kepada kamu sekalian, agar aku mengajarkan kepada kalian kitab Allah dan Sunnah Nabi kalian, serta membersihkan jalan hidup kalian!"
Orang-orang heran dan bertanya-tanya. Mereka mengerti apa yang dimaksud dengan mendidik dan mengajari mereka tentang agama, yang memang merupakan kewajiban seorang gubernur dan panglima. Namun, bahwa tugas gubernur itu juga membersihkan jalan hidup mereka, ini memang amat mengherankan.