REPUBLIKA.CO.ID, DOHA-Moody's telah menurunkan peringkat kredit Israel untuk kedua kalinya pada tahun ini, seiring dengan meningkatnya biaya ekonomi akibat perang yang sedang berlangsung di Gaza dan ketegangan dengan Hizbullah.
Bloomberg melaporkan bahwa peringkat tersebut telah diturunkan sebanyak dua tingkat dari A2 menjadi Baa1, menempatkan Israel hanya tiga langkah lagi menuju non-investment grade.
Moody's mengatakan bahwa prospek negatif Israel telah dipertahankan, mencerminkan kekhawatiran yang semakin besar mengenai kemampuannya untuk mempertahankan stabilitas ekonomi dalam menghadapi krisis keamanan yang meningkat.
Meningkatnya risiko geopolitik
Dalam pengumuman yang tidak dijadwalkan, Moody's mencatat bahwa “risiko geopolitik telah meningkat secara signifikan, yang mengakibatkan dampak negatif yang signifikan terhadap kapasitas kredit Israel dalam jangka pendek dan jangka panjang.”
Hal ini terjadi di tengah-tengah meningkatnya pertempuran dengan Hizbullah di Libanon, di mana Israel melancarkan serangan ke markas besar Hizbullah di pinggiran selatan Beirut dalam salah satu operasi militer terbesar terhadap Libanon dalam hampir dua dekade, yang menewaskan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, dan para pemimpin senior lainnya.
Eskalasi ini telah meningkatkan kekhawatiran bahwa perang dapat meluas ke Iran, pendukung utama Hizbullah, meningkatkan kemungkinan konflik regional yang lebih luas yang melibatkan Amerika Serikat, menurut Bloomberg.
BACA JUGA: Sengaja Cari Link Video Mesum Oknum Guru dan Siswi Gorontalo, Ingat Pesan Rasulullah SAW
Prospek ekonomi jangka panjang Moody's untuk Israel menjadi lebih suram (Eropa). Surat kabar Israel, Calcalist, mengatakan bahwa prospek ekonomi jangka panjang Moody's untuk Israel telah menjadi lebih suram, dengan mencatat bahwa ekonomi Israel “akan lebih lemah secara permanen sebagai akibat dari konflik militer saat ini, dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya.”
Dalam penilaian barunya, Moody's memperkirakan ekonomi akan tumbuh hanya 0,5 persen tahun ini dan 1,5 persen pada 2025, sebuah penurunan yang signifikan dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya, yang mencerminkan dampak negatif dari konflik yang terus meningkat terhadap ekonomi, menurut Calcalist.
Pemerintah Israel...