Ahad 06 Oct 2024 18:16 WIB

Peran Syekh Quro Mengislamkan Putra Mahkota Kerajaan Pajajaran

Kedatangan Syekh Quro disambut dengan baik oleh Ki Gedeng Tapa.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Makam Syekh Quro
Foto: Youtube
Makam Syekh Quro

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ulama Betawi pertama yang dapat dilacak jejaknya adalah Syekh Hasanuddin yang dikenal sebagai Syekh (Syaikh) Quro di Karawang tahun 1409. Hal ini disampaikan budayawan Betawi, Ridwan Saidi.

Alasan Syekh Quro dijadikan sebagai ulama Betawi pertama oleh Ridwan Saidi karena kiprahnya dalam mengislamkan orang-orang Betawi yang berada di Karawang. Meskipun sebenarnya, Syekh Quro berasal dari Campa (Kamboja), tetapi Syekh Quro memiliki murid yang kemudian menyebarkan Islam sampai ke wilayah Sunda Kalapa (Jakarta). Karawang sendiri, menurut Ridwan Saidi, termasuk dalam wilayah kebudayaan Betawi.

Baca Juga

Diterimanya Syekh Quro oleh orang Betawi di Karawang karena ia adalah orang Campa. Menurut Ridwan Saidi, orang Campa adalah orang Melayu yang pernah memiliki kerajaan. Mereka mempunyai hubungan erat dengan orang-orang Malabar yang juga akrab dengan orang-orang di Jawa bagian barat sejak sebelum Masehi. 

Baik orang Campa maupun orang Betawi sudah biasa dengan kehidupan yang pluralis. Maka transformasi nilai-nilai Islam ke komunitas Betawi tidak mengalami kesulitan, dikutip dari buku Genealogi Intelektual Ulama Betawi yang ditulis Ustaz Rakhmad Zailani Kiki.

Kisah orang Campa yang menyiarkan Islam di Karawang tidak hanya berhenti di Syekh Quro. Di Batu Jaya, Karawang terdapat sebuah makam yang dihormati berlokasi di tepi kali Citarum. Makam itu adalah makam Guru Toran yang berdarah Campa.

Nama lain Syekh Quro adalah Syekh Qurotul'ain, Syekh Mursyahadatillah atau Syekh Hasanuddin. Ia dipanggil Syekh Quro karena ahli ngaji atau qira'at yang sangat merdu. Tidak diketahui mengapa ia dipanggil Syekh Qurotul'ain atau Syekh Mursyahadatillah. Sedangkan nama Syekh Hasanuddin diyakini sebagai nama aslinya.

Syekh Quro adalah putra dari seorang ulama besar di Makkah, yaitu Syekh Yusuf Siddik yang menyebarkan agama Islam di Campa. Syekh Yusuf Siddik masih keturunan Sayidina Husain bin Sayyidina Ali Karamallaahu wajhah. 

Tidak diketahui dengan pasti tentang riwayat masa kecil dari Syekh Quro. Sumber tertulis hanya menjelaskan bahwa pada tahun 1409 Masehi, setelah berdakwah di Campa dan Malaka, Syekh Quro mengadakan kunjungan ke daerah Martasinga Pasambangan dan Japura hingga akhirnya sampai ke pelabuhan Muara Jati, Cirebon.

Kedatangan Syekh Quro disambut dengan baik oleh Ki Gedeng Tapa atau Ki Gedeng Jumajan Jati yang masih keturunan dari Prabu Wastu Kencana. Demikian juga masyarakat di daerah tersebut yang sangat tertarik oleh sifat, sikap dan ajaran yang disampaikan oleh Syekh Quro, sehingga mereka banyak yang menyatakan memeluk agama Islam.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement