Senin 21 Oct 2024 15:44 WIB

Disertasi Bahlil Plagiat? Ini Jawaban Resmi Dekan UI dan Guru Besar UIN Syarif

Gelar doktor Bahlil disorot karena disertasinya dianggap plagiat mencapai 95 persen.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Mas Alamil Huda
Sejumlah tokoh hadir dalam sidang terbuka promosi Doktor Kajian Stratejik dan Global Bahlil Lahadalia di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Rabu (16/10/2024).
Foto: Tangkapan layar Youtube
Sejumlah tokoh hadir dalam sidang terbuka promosi Doktor Kajian Stratejik dan Global Bahlil Lahadalia di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Rabu (16/10/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sekaligus Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia disorot publik karena gelar doktornya. Sorotan ini muncul karena disertasi Bahlil dianggap plagiat atau memiliki kesamaan mencapai 95 persen dengan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta berdasarkan aplikasi 'Cek Plagiarisme Turnitin'.

Guru Besar UIN, Prof Maila Dinia Husni Rahiem menjelaskan kronologi dan temuan plagarisme tersebut adalah karena adanya kesalahan di internal mereka. Seorang mahasiswa doktoral sekaligus dosen di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memeriksa keaslian disertasi Bahlil melalui akun Turnitin kampus dan mendapatkan hasil similarity sebesar 13 persen. Namun, dokumen tersebut tidak segera dihapus dan tersimpan dalam repository Turnitin kampus.

Baca Juga

"Saat pemeriksaan ulang, sistem mendeteksi kesamaan 100 persen karena file tersebut sudah terekam dalam database Turnitin sebagai dokumen resmi," kata Maila dalam keterangannya pada Senin (21/10/2024).

Kondisi ini, disebut Maila memunculkan kesan yang salah bahwa Bahlil menjiplak karya mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hal ini terjadi karena disertasi Bahlil pernah diunggah ke repository Turnitin dan dianggap sebagai dokumen terdaftar.

"Ketika lima orang dari berbagai perguruan tinggi melakukan pengecekan ulang, mereka memperoleh hasil similarity antara 95 persen hingga 100 persen. Hasil uji ini kemudian tersebar di media sosial dan semakin memperkuat kesalahpahaman tersebut," ujar Maila.

Polemik kedua yakni terkait jangka waktu kuliah dan riset singkat. Yakni sekitar satu tahun tujuh bulan hingga akhirnya Bahlil dinyatakan lulus dengan predikat pujian cumlaude.

Co-promotor distertasi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, Teguh Dartanto menjelaskan, Bahlil sempat bertanya pada dirinya tentang program S3 Universitas Indonesia (UI). Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UI itu menyarankan Bahlil mengambil S3 jalur riset di SKSG UI. Itu menjadi opsi yang lebih memungkinkan dan tidak mengambil S3 di FEB UI karena pada semester pertama ada kuliah terstruktur di hari kerja.

"Bahlil memenuhi syarat untuk mendaftar S3 di SKSG UI karena telah lulus Magister Ilmu Ekonomi dari UNCEN pada 2009. Saya melihat ijazah yang ter-scan di sistem SKSG UI. Informasi di PDDIKTI mengenai BL yang dianggap mengundurkan diri kurang akurat. Bahlil telah menempuh 4 semester, sesuai dengan Peraturan Rektor Nomor 26/2022, sehingga layak untuk maju ke tahap promosi," ujar Teguh.

Jurnal predator..

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement