Jumat 25 Oct 2024 07:25 WIB

Asosiasi Travel Umroh Nilai QRIS akan Permudah Transaksi di Arab Saudi

Indonesia dan Arab Saudi akan bekerja sama soal transaksi melalui QRIS.

Jamaah calon haji Indonesia berbelanja di Pasar 1 Riyal, Madinah, Kamis (23/5/2024). Pasar 1 riyal dikenal para jamaah haji Indonesia yang ingin membeli oleh-oleh dengan harga murah dari Tanah Suci untuk dibawa pulang ke Tanah Air. Pasar 1 riyal yang terletak sekitar 750 meter dari pintu gerbang 339 Masjid Nabawi ini ramai dikunjungi jamaah haji usai sholat fardhu.
Foto: Karta/Republika
Jamaah calon haji Indonesia berbelanja di Pasar 1 Riyal, Madinah, Kamis (23/5/2024). Pasar 1 riyal dikenal para jamaah haji Indonesia yang ingin membeli oleh-oleh dengan harga murah dari Tanah Suci untuk dibawa pulang ke Tanah Air. Pasar 1 riyal yang terletak sekitar 750 meter dari pintu gerbang 339 Masjid Nabawi ini ramai dikunjungi jamaah haji usai sholat fardhu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Asosiasi Kebersamaan Pengusaha Travel Haji Umrah (Bersathu) dan PT Trans Digital Cemerlang (TDC) meyakini pembayaran digital dengan sistem keuangan nontunai atau cashless menggunakan model pembayaran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) semakin membantu pengusaha dan konsumen dalam bertransaksi.

Menurut Ketua bidang Haji Bersathu Sulton, sejumlah pengusaha travel haji dan umroh di seluruh Indonesia sudah menggunakan QRIS dalam melakukan transaksi dengan calon jamaah.

Baca Juga

"Biasanya untuk pembayaran muka atau down payment (DP) untuk booking keberangkatan umroh, banyak jemaah yang pilih pakai QRIS, karena nominalnya kan maksimal Rp 10 juta," kata Sulton.

Sementara untuk pembayaran yang besar untuk keperluan booking tiket pesawat, biaya handling, hingga hotel di Mekkah dan Madinah Arab Saudi masih menggunakan transfer Bank karena keterbatasan jumlah transfer QRIS.

Kendati demikian, Sulton mengungkapkan ada kabar yang baik dari Bank Indonesia (BI) untuk pengusaha travel haji umroh maupun jamaah Indonesia. Ini karena Indonesia akan resmi bekerjasama dengan Arab Saudi terkait penggunaan QRIS atau cross border payment.

Harapannya, pemakaian cashless QRIS bisa diterapkan di dua kota suci dan mempermudah digitalisasi keuangan jemaah haji dan umroh menggunakan sistem non tunai. Menurut BI, kerja sama dengan Pemerintah Arab Saudi akan optimal mulai tahun 2025.

"Tahun depan, jamaah Indonesia tidak perlu perlu penukaran uang. Kami sangat menyambut baik penggunaan QRIS di Arab Saudi. Ini sangat memudahkan karena tinggal scan bisa beli keperluan untuk ibadah sampai beli oleh-oleh," kata Sultan.

Sulton yang menjadi salah satu pemilik Abna Tour itu berharap literasi kesadaran akan kebutuhan dari masyarakat terhadap kanal dan instrumen pembayaran efektif dan efisien memakai non tunai seperti QRIS terus ditingkatkan. Karena sifatnya sudah cross border atau antar negara, Sulton berharap keamanan terkait QRIS oleh perbankan dan pemerintah Indonesia juga ikut ditingkatkan.

Indra, praktisi dan juga Dirut Utama PT TDC yang merupakan perusahaan keuangan digital membenarkan efisiensi dan keuntungan yang dirasakan oleh penguna QRIS. Contohnya produk perusahaannya yakni Poskulite yang menyediakan system Point Of Sales (POS).

Ia mengatakan kelebihan system Poskulite adalah berbasis android yang menekankan pada kecepatan dan kemudahan dari sisi penguna. “Poskulite gratis saat diunduh, transaksi cepat dan tepat kurang dalam 1 menit, dan poskulite mengunakan QRIS dinamis dengan waktu 2 menit,” lanjutnya.

Indra juga mengatakan salah satu daya tarik dalam penyediaan system pembayaran digital adalah fitur yang ada didalamnya. Ia kembali mencontohkan fitur Kasirku di poskulite merupakan fitur utama untuk berjualan. Dengan Fitur Kasirku, pengguna dapat menerima pembayaran secara fleksibel melalui Cash, QRIS, dan Bank Transfer.

‘”Dalam fitur itu memudahkan pedagang untuk merubah atau menambah info mengenai harga produk,” tambahnya.

Terkait dengan kemudahan laporan keuangan (cash flow) Indra mengatakan Fitur Kasirku menyediakan riwayat transaksi penjualan, harian, mingguan, bulanan dan tahunan. Data setiap transaksi dicatat dan disimpan secara sistematis, sehingga memungkinan pengguna untuk meninjau kembali aktivitas penjualannya dengan muda.

“Proses money settlement diselesaikan maksimal 24 jam setelah pembayarannya diterima. Dana akan otomatis dikirim ke rekening yang terdaftar,” tegasnya.

Indra mengatakan saat ini pihaknya sedang mengembangkan PPOB atau Payment Point Online Bank yakni sistem pembayaran secara online dengan memanfaatkan fasilitas perbankan. Dalam hal ini, pembayaran yang dimaksud bisa bermacam-macam, mulai dari PLN, BPJS, PDAM, telepon, pulsa, internet, paket data, asuransi, kartu kredit, multi finance, hingga voucher game.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement