Rabu 13 Nov 2024 18:05 WIB

PGE Jadikan ESG Sebagai Budaya di Perusahaan

PGE mendukung pengembangan karyawan secara berkelanjutan.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Satria K Yudha
Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) Jufli Hadi dan Global Director for the World Bank Demetrios Papathanasiou saat penyampaian komitmen Zero Routine Flaring (ZRF) Initiative.
Foto: Pertamina
Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) Jufli Hadi dan Global Director for the World Bank Demetrios Papathanasiou saat penyampaian komitmen Zero Routine Flaring (ZRF) Initiative.

REPUBLIKA.CO.ID, BAKU -- PT Pertamina  Geothermal Energy (PGE) menegaskan komitmennya untuk mengimplementasikan praktik Environmental, Social, and Governance (ESG) di lingkungan kerja perusahaan tersebut. ESG menjadi sesuatu yang vital di era sekarang.

Direktur Utama PGE Julfi Hadi menegaskan hal ini saat berbicara di Paviliun Indonesia pada Conference of the Parties (COP) 29 di Baku, Azerbaijan. Julfi mengatakan PGE saat ini terus mengakselerasi potensi panas bumi. Menurut dia, hal ini bisa mendorong percepatan transisi energi dan mendukung pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga

Namun, tegas dia, hal yang tak kalah penting adalah penerapan ESG. "Kami sedang berupaya mencapai tujuan kami, tetapi kami juga berkomitmen pada ESG. Tidak hanya itu, ESG adalah budaya kami," kata Julfi di Baku, Azerbaijan, Rabu (13/11/2024).

Ia memperlihatkan bukti aksi mereka di lapangan terkait penerapan ESG. PGE meraih peringkat pertama ESG Risk Rating global dari Sustainalytics dengan skor 7,1, masuk "Negligible Risk" atau risiko yang dapat diabaikan. Prestasi ini menempatkan PGE sebagai perusahaan dengan risiko ESG terendah di sub-sektor energi terbarukan dan industri utilitas global.

Capaian ini merupakan kontribusi perusahaan terhadap manajemen risiko material ESG yang dinilai kuat, dengan nilai risiko yang tergolong medium. PGE dinilai telah berhasil menekan berbagai risiko material ESG yang mempengaruhi bisnis dan operasinya.

ESG Risk Rating Sustainalytics merupakan penilaian eksposur perusahaan terhadap risiko material ESG seperti emisi karbon dan insiden kerja, serta kemampuan manajemen risiko perusahaan dalam mengatasi potensi risiko ini. Semakin rendah skornya, semakin kecil risiko yang dapat mempengaruhi performa perusahaan. Penilaian dari Sustainalytics juga menempatkan PGE di urutan pertama dalam IDX ESG Leader Index yang mengukur kinerja harga dari saham-saham yang memiliki penilaian ESG yang baik.

Capaian demikian semakin memperkuat posisi PGE sebagai perusahaan energi hijau kelas dunia dan memperkuat posisi panas bumi sebagai sumber energi yang berkelanjutan dan bermanfaat secara luas. Lalu program keanekaragaman hayati melalui Biodiversity Action Plan (BAP) juga terus berjalan.

Di aspek sosial, PGE mendukung pengembangan karyawan secara berkelanjutan dengan komitmen peningkatan keterwakilan perempuan di posisi manajerial hingga 14 persen pada 2030 dan peningkatan pekerja dengan disabilitas hingga 1 persen.  Secara keseluruhan, ada 12 persen keterwakilan perempuan di PGE. Perusahan juga memiliki 78 mitra community development.

Pada aspek tata kelola, PGE menerapkan praktik pengadaan berkelanjutan dengan memastikan vendor mengikuti standar ESG dan terus berkomitmen pada Good Corporate Governance (GCG).  Sebagai perusahaan publik, PGE juga terus berkomitmen pada pemenuhan GCG dan patuh terhadap regulasi-regulasi pengelolaan perusahaan terbuka. Skor GCG PEG 93,15 alias mendapat predikat sangat baik. Masih banyak contoh lainnya yang menggambarkan praktik ESG di Subholding Pertamina Power & New Renewable Energy (PNER) ini.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement