Senin 18 Nov 2024 04:59 WIB

Pramono Pertanyakan Imajinasi RK Pindahkan Balai Kota ke Jakarta Utara

RK menilai Jakarta Pusat tidak bisa lagi jadi pusat pemerintahan.

Rep: Bayu Adji P / Red: Teguh Firmansyah
Pasalon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung dan Rano Karno saat mengikuti debat, Ahad (17/11/2024).
Foto: Republika/Prayogi
Pasalon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung dan Rano Karno saat mengikuti debat, Ahad (17/11/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon gubernur (cagub) Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung menyinggung imajinasi Ridwan Kamil atau RK saat debat terakhir cagub-cawagub Jakarta di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Ahad (17/11/2024). Hal itu disampaikan Pramono saat memberikan pertanyaan kepada RK.

Pramono mengungkit perihal rencana RK yang ingin memindahkan Balai Kota Jakarta yang sekarang ada di Jakarta Pusat ke Jakarta Utara. Padahal, semasa menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat (Jabar), RK yang memiliki rencana memindahkan Gedung Sate ke Tegalluar tak bisa merealisasikan rencana itu.

Baca Juga

"Untuk itu, kami ingin menanyakan apakah ini memang serius untuk dipindahkan? Karena Jakarta bukan ibu kota lagi, dan di pusat pemerintahan Balai Kota, banyak sekali gedung-gedung yang akan menjadi kewenangan pemerintah Jakarta. Untuk itu, apakah perlu dipindahkan? Apakah ini juga bagian dari imajinasi yang dihadirkan oleh pasangan nomor satu? Terima kasih," tanya Pramono.

Sementara itu, RK mengaku akan selalu konsisten dengan wacana yang disampaikannya. Ia mengaku sempat pernah ingin memindahkan Gedung Sate ke Tegalluar. Pasalnya, Bandung yang sudah menjadi kota wisata telah bercampur dengan kota pemerintahan. Akibatnya, kemacetan terjadi di berbagai wilayah Kota Bandung.

"Tentara-tentara di Bandung itu rumahnya jauh, Mas, karena dulu memang pusat militer dari zaman kolonial. Sehingga, ibu kota Jawa Barat memang tidak cocok lagi untuk ada pusat pemerintahan. Maka, ada wacana itu," kata dia.

Menurut dia, hal yang sama juga terjadi di Jakarta. Menurut dia, wilayah Jakarta Pusat sudah tak bisa lagi dijadikan pusat pemerintahan.

Ihwal imajinasi yang disinggung Pramono, RK menilai, seluruh pembangunan dibutuhkan imajinasi. Bahkan, pembangunan IKN juga merupakan hasil dari imajinasi. "Kalau tadi ada yang tertawa, urusan imajinasi lah, IKN itu datang dari imajinasi melalui sebuah keputusan politik yang mahal, yakni keputusan untuk pindah ke sana," kata dia.

Menurut RK, Jakarta harus berupaya untuk mengurangi kemacetan. Karena itu, penataan kota harus dilakukan, selain perluasan transportasi publik.

Ia menilai, salah satu cara melakukan penataan kota adalah mengurangi pusat kantor pemerintahan di pusat kota. Apalagi, di Jakarta Utara terdapat lahan luas dan memiliki akses yang bagus.

"Tinggal kita bikin pusat bisnis baru, dengan entertainment-nya, yang merupakan akumulasi dari perkantoran-perkantoran pemerintahan Jakarta dari BUMD. Sehingga, lahan-lahan yang ada di kota bisa difungsikan untuk fungsi-fungsi kota global, yang menjadi ciri pergaulan internasional," kata dia.

Pramono Singgung Soal Gym di Pinggir Jalan

Menanggapi pernyataan RK soal IKN, Pramono mengaku lebih paham mengenai pembangunan IKN. Pasalnya, ia terlibat langsung sebagai Sekretaris Kabinet (Setkab) di pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi. "Urusan IKN, saya lebih terlibat daripada Kang Emil," kata dia.

Ia juga menilai, wacana pemindahan Balai Kota ke Jakarta Utara perlu dikaji ulang. Pasalnya, setelah pusat pemerintahan pindah ke IKN, akan banyak gedung pemerintahan yang ditinggalkan di Jakarta Pusat.

"Termasuk gagasan Pak Emil untuk membuat gym di samping halte perlu dikaji ulang," kata dia.

Sementara itu, RK mengaku akan tetap konsisten untuk mewujudkan itu. Pasalnya, kemacetan, polusi, banjir, dan beban pergerakan ke pusat terlalu besar.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement