Selasa 04 Feb 2025 16:14 WIB

Ini Kesaksian Warga Soal Lansia di Pamulang yang Meninggal Diduga Usai Mengantre LPG 3 Kg

Wakil Wali Kota Tangsel membantah ada warganya meninggal usai mengantre LPG 3 Kg.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Andri Saubani
Petugas menurunkan tabung gas elpiji subsidi 3 kilogram di salah satu agen di kawasan Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (4/2/2025). (ilustrasi)
Foto: Republika/Thoudy Badai
Petugas menurunkan tabung gas elpiji subsidi 3 kilogram di salah satu agen di kawasan Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (4/2/2025). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang warga Kelurahan Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Yonih (62 tahun), dilaporkan meninggal dunia diduga usai mengantre membeli liquefied petroleum gas (LPG) 3 kilogram (kg) pada Senin (3/2/2025). Namun, pemerintah setempat dan kepolisian membantah bahwa almarhumah meninggal dunia karena mengantre.

Salah seorang tetangga korban, Noto (51), mengatakan bahwa almarhumah sempat ikut mengantre di pangkalan untuk membeli gas melon. Namun, antreannya ketika almarhumah membeli LPG 3 kg belum terlalu panjang. Usai membeli gas di pangkalan yang berjarak sekitar 500 meter dari rumahnya itu, Yonih dilaporkan meninggal dunia. 

Baca Juga

"Kalau saya sebelum antre banget, ya kan, masih jam sekitar jam 10-an," kata dia di rumah duka, Jalan Beringin, Kelurahan Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Kota Tangsel, Selasa (4/2/2025).

Menurut dia, tak lama setelah berangkat, korban ikut inisiatif untuk pergi ke pangkalan untuk membeli LPG 3 kg. Pasalnya, saat sampai di rumah, Noto tidak melihat korban sedang berjualan nasi uduk.

Dari informasi yang didapatkannya, korban berjalan seorang diri ke pangkalan membawa dua tabung gas kosong. Sementara kondisi di pangkalan ketika itu belum terlalu mengantre panjang. 

"Terus saya ke sini, sudah banyak orang di rumah. Ada apa nih? Terus ternyata nenek abis ngantre, abis ambil gas di sana. Ditenteng kanan-kiri," kata Noto.

Menurut Noto, korban memang tidak terbiasa membeli LPG 3 kg di pangkalan. Pasalnya, selama ini LPG 3 kg selalu tersedia di warung dekat rumahnya. Namun, hari itu semua warung kehabisan stok gas melon.

Ia menduga korban meninggal dunia karena kelelahan. Pasalnya, jarak pangkalan dari rumah korban cukup jauh. Sementara korban harus menenteng dua tabung gas 3 kg seorang diri dengan berjalan kaki.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement