Senin 08 Sep 2025 10:52 WIB

Trump Beri Peringatan Terakhir untuk Hamas, Klaim Israel Setuju Gencatan Senjata

"Ini peringatan terakhir saya, tidak akan ada peringatan lain!", kata Trump.

Presiden Donald Trump.
Foto: AP Photo/Alex Brandon
Presiden Donald Trump.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Donald Trump, Ahad (7/9/2025), mengeklaim bahwa Israel telah menerima persyaratan gencatan senjatanya. Trump juga memberi peringatan terakhir kepada kelompok militan Hamas untuk melakukan hal yang sama.

"Semua orang ingin para sandera PULANG. Semua orang ingin perang ini berakhir! Israel telah menerima persyaratan saya. Sudah saatnya Hamas menerimanya juga," tulis Trump di platform media sosialnya, Truth Social.

Baca Juga

Trump mengancam akan memberikan konsekuensi jika Hamas menolak tawaran tersebut, dengan menyatakan: "Saya telah memperingatkan Hamas tentang konsekuensi jika tidak menerima. Ini peringatan terakhir saya, tidak akan ada peringatan lain!"

Penerimaan Israel atas persyaratan gencatan senjata yang diklaim Trump belum dikonfirmasi secara publik oleh pemerintahan Benjamin Netanyahu. Mesir dan Qatar telah memediasi negosiasi tidak langsung antara Israel dan Hamas yang bertujuan untuk mencapai pertukaran tahanan dan mengakhiri perang Gaza.

Hamas menerima usulan pada 18 Agustus yang menyetujui gencatan senjata selama 60 hari, tetapi Israel belum menanggapi. Ultimatum Trump muncul di tengah meningkatnya tekanan internasional untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata yang akan menghentikan serangan militer Israel.

Menurut otoritas Gaza, serangan militer Israel tersebut telah menewaskan lebih dari 64 ribu warga Palestina sejak Oktober 2023, sehingga wilayah kantong tersebut menghadapi kelaparan.

November lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk pemimpin Israel Benjamin Netanyahu dan mantan kepala pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas perang yang dilakukannya di wilayah kantong tersebut.

 

sumber : Antara, Anadolu
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement