Selasa 23 Sep 2025 21:30 WIB

Program MBG Top Down, Pemda Minta Dilibatkan Pengawasan Gizi

Pengawasan gizi program MBG seharusnya tidak hanya dimonopoli pusat atau BGN.

Sejumlah siswa menyantap paket Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMP Negeri 2 Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
Foto: ANTARA FOTO/Fransisco Carolio
Sejumlah siswa menyantap paket Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMP Negeri 2 Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.

 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA Kasus siswa di sejumlah daerah keracunan usai menikmati program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang berulang, menuntut adanya pengawasan yang lebih ketat. Selama ini, pengawasan gizi dan higienitas MBG masih didominasi oleh Badan Gizi Nasional (BGN), sehingga ruang bagi pemerintah daerah (pemda) untuk terlibat lebih dekat masih sangat terbatas.

Baca Juga

Sejumlah kepala daerah menilai, pengawasan gizi seharusnya tidak hanya dimonopoli pusat. Salah satunya disampaikan Bupati Indramayu, Lucky Hakim yang ingin agar pemda dilibatkan dalam memastikan kualitas gizi dan keamanan makanan MBG.

"Setiap dapur MBG memang sudah ada pengawas dan ahli gizi. Namun, nyatanya kejadian keracunan masih berulang. Pemda lebih tahu kearifan lokal, sehingga pengawasan dari hulu ke hilir akan lebih efektif bila dilibatkan," jelas Lucky kepada awak media di Jakarta, Selasa (23/9/2025).

Pakar gizi masyarakat Dr. dr. Tan Shot Yen menganggap, pelibatan pemda sangat penting dalam pengawasan program MBG. Menurut dia, BGN tidak bisa berjalan sendiri tanpa melibatkan dinas kesehatan (dinkes), puskesmas, dan posyandu yang sudah terbiasa mengelola sistem gizi di daerah.

"BGN terlalu eksklusif. Padahal, Puskesmas dengan fungsi kesehatan lingkungan (kesling) dan UKS bisa menjadi garda depan supervisi. Posyandu pun punya jaringan hingga akar rumput," kata Tan Shot Yen.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement