REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Klinik Pendidikan MIPA (KPM) sukses meraih hasil membanggakan pada ajang kompetisi MIPA internasional yang bertajuk International Mathematics and Science Olympiad (IMSO) pada 20-24 November 2017 di Singapura. Dalam kompetisi yang digelar di Suntec Singapore Convention & Exhibition Centre tersebut, tim KPM bidang matematika meraih 3 perak dan 2 perunggu. Sedangkan, tim KPM bidang IPA mendapatkan 2 perak dan 1 perunggu.
“Alhamdulillah, tim KPM pada tahun ini dapat berkesempatan mengikuti lomba yang sangat bergengsi. Dan, hasilnya sangat membanggakan,'' kata Presiden Direktur Klinik Pendidikan MIPA, Raden Ridwan Hasan Saputra, selaku team leader dalam rilisnya yang diterima Republika.co.id.
Tim KPM terdiri atas 12 pelajar yakni Aldyto Rafif Abhinaya (SDIT Luqman Al Hakim Surabaya), Amara Khairunnisa Dinata (SD Pertiwi Bogor), Andi Ghiyas Aqeel (SDI Athirah Makassar), Andias Alfitra (SDI Al Azhar 15 Pamulang), Aneva Shalen K (SDN Menteng 01 Jakarta), dan Danish M Putra A (SDN Rawamangun 12 Pagi Jakarta). Lainnya yaitu Jefferson Evans Mandasi (SDK 6 Penabur Kelapa Gading Jakarta), M Hamiz Ghani A (SDI Al Azhar 15 Pamulang), M Ilham Alfarisi (SDIT Ummul Quro Bogor), Nisrina F. Nugraha (SDIT Nurul Fikri Depok), Pasha Razaka F. Madjid (SDI Al Azhar 13 Rawamangun Jakarta), dan Teuku Arkansyah Ali (SDN Rawamangun 12 Pagi Jakarta).
Kontingen tim KPA terbagi dalam 2 tim, yaitu tim matematika dan tim IPA. Mereka mengikuti rangkaian kompetisi yang terbagi dalam 3 kategori yaitu isian singkat, uraian, eksplorasi (Matematika), dan eksperimen (IPA).
Ridwan mengaku bersyukur tim KPM akhirnya sukses meraih sejumlah medali. Karena, tim terkendala masalah waktu dan fasilitas dalam mempersiapkan diri mengikuti kompetisi yang diikuti oleh 21 negara dan 23 tim ini. Tim hanya punyak waktu pembinaan selama 13 hari dan fasilitas sederhana.
Namun, kata Ridwan, ada satu 'rahasia' yang membuat timnya mampu meraih sukses di IMSO 2017. “Walaupun tim ini sudah dibentuk dari berbagai pelajar hebat, KPM tetap menanamkan pola pembinaan akhlak dan pendekatan spiritual,'' ujarnya.
Ridwan menambahkan kesuksesan tim KPM juga tidak terlepas dari peran para guru. "Kesuksesan ini tidak semata-mata karena keberhasilan KPM saja, tetapi juga karena guru-guru di sekolah yang telah membina anak-anak,'' katanya. ''Ini juga peran guru les bimbingan belajar di daerah masing-masing, dimana pelajar tersebut dilatih dan menerima ilmu.''