Selasa 26 Dec 2017 19:43 WIB

Facebook Modifikasi Peringatan untuk Berita Palsu

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Winda Destiana Putri
berita palsu. Ilustrasi
Foto: CNN
berita palsu. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Facebook merubah cara mengidentifikasi berita palsu dan menyesatkan di jejaring sosialnya. Perusahaan tersebut menyatakan bahwa akan meninggalkan ikon merah yang mengindikasikan berita palsu atau "dispute flag" dan menggantinya dengan menunjukkan artikel terkait di samping postingan palsu tersebut.

Dilansir dari CNN, artikel terkait akan memberikan orang-orang lebih banyak konteks tentang sebuah cerita termasuk informasi salah yang ada pada berita palsu tersebut. Jika seseorang mencoba menyebarkan berita palsu mereka akan mendapatkan notifikasi popup yang berisi laporan tambahan dari pengecek fakta. Pemberitahuan tersebut juga akan muncul disebelah berita palsu sebelum seseorang mengklik link di Facebook.
 
Jejaring sosial ini telah lama berjuang melawan berita palsu di platformnya. Facebook bergabung dengan Twitter dan Google di hadapan kongres bulan lalu untuk menjawab pertanyaan mengenai bagaimana platformnya digunakan untuk menyebarkan informasi yang keliru selama pemilihan Presiden AS 2016. Platform tersebut terus berusaha mencoba dan memerangi penyebaran konten palsu yang ada.
 
Facebook sendiri meluncurkan bendera atau 'dispute flag' pada bulan Desember 2016. Ikon tersebut kemudian mulai mengenalkan berita yang dicantumkan pada artikel terkait di bulan Agustus dan baru-baru ini menambahkan indikator kepercayaan untuk publikasi di Facebook.
 
Namun ikon tersebut tidak bekerja sebagaimana yang diinginkan Facebook. Dalam sebuah postingan, perancang produk Facebook Jeff Smith mengatakan ikon bendera tersebut malah mengubur informasi penting yang relevan untuk membongkar berita palsu dan membutuhkan sedikitnya dua petugas pengecek fakta untuk membantah artikel yang ada. Metode tersebut memakan waktu yang lama sementara artikel terkait hanya memerlukan satu reviw dari petugas.
 
Lebih lanjut Facebook mengatakan bahwa penelitian menunjukan bahwa dengan menampilkan ikon bendera tersebut berita palsu yang ada menguatkan keyakinan seseorang dan berkebalikan dari apa yang dimaksudkan untuk ikon yang ada.
 
Saat mencoba artikel terkait pada berita palsu yang ada, Facebook menemukan orang-orang yang mengklik berita antara yang memiliki ikon bendera atau melalui artikel terkait berada dalam jumlah yang sama. Tetapi dengan menunjukkan artikel terkait menyebabkan lebih sedikit yang membagikan berita palsu tersebut. Meskipun desainnya berubah sebagian besar tugasnya sama.
 
Facebook akan terus mengingatkan orang-orang untuk tidak membagikan berita palsu yang telah disengketakan oleh petugas pemeriksa fakta. "Dengan menggunakan bahasa yang tidak bias dan tidak menghakimi membantu kita membangun produk yang dapat berbicara kepada orang-orang dengan perspektif yang beragam," ujar Smith.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement