REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Venus yang dikelilingi lapisan kabut tebal merupakan masalah bagi para ilmuwan terdahulu, karena kabut tersebut menghalangi pandangan mereka untuk melihat permukaan Venus.

Namun, sebuah studi baru menyatakan, hal itu bukan justru menghalangi mereka untuk melihat permukaannya, tapi malah membuat mereka ingin tahu tentang cahaya samar yang berada di permukaannya.

Ilmuwan menemukan pola cuaca yang berdesir melewati kabut-kabut paling atas yang dirubah oleh bentuk bagian bawah daerahnya. Observasi tentang kabut tersebut dapat membantu kita memahami permukaan planet yang masih menjadi misteri hingga kini.

Menurut data dari satelit Venus Express milik Esa, para ilmuwan dari Versailles dan Gottingen memperlajari tentang cuaca disana. Mereka melihat seberapa cepat sirkulasi angin di Venus, seberapa banyak air yang terlihat di dalam kabut, dan seberapa terang kabut-kabut tersebut melintasi spektrum.

Dari ketiga penemuan itu telah menjelaskan mereka tentang bagaimana keadaan di bawah kabut-kabut tersebut.

"Dari beberapa penemuan kami mulai dari, angin, kandungan air, dan komposisi kabut-kabut tersebut, terintegrasi dengan fitur-fitur yang ada pada permukaan Venus itu sendiri," ujar Dr Jean-Loup Bertaux dari Laboratoire Atmosphere, Milieux, Observations Spatiales (LAMOS) di Versaille dilansir laman Dailymail Rabu (20/7).

Venus sangat kering dibandingkan dengan Bumi, namun atmosfirnya mengandung banyak air dalam bentuk uap, terdapat lebih banyak di lapisan paling bawah.

Ikuti Whatsapp Channel Republika