Selasa 15 Jan 2019 16:58 WIB

Usai Mendarat di Bulan, Cina Berambisi Jangkau Mars

Cina menegaskan akan menyamai Amerika Serikat dalam hal eksplorasi luar angkasa.

Rep: Christiyaningsih/ Red: Ani Nursalikah
Rover Yutu-2 milik Cina yang mendarat di bulan, 11 Januari 2019.
Foto: China National Space Administration/Xinhua News Agency via AP
Rover Yutu-2 milik Cina yang mendarat di bulan, 11 Januari 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Rover bulan Jade Rabbit 2 dan Chang'e 4 mendarat di permukaan terjauh bulan awal tahun ini dan mengirimkan foto penampakan bulan. Setelah sukses mendaratkan kendaraan luar angkasa di sisi terjauh bulan, kini Cina membidik Mars di misi selanjutnya.

Lembaga antariksa Cina menyatakan mereka berencana mengirim satelit ke Mars pada 2020. Cina berharap dapat mengirim kendaraan berawak saat menjejak Mars. Deputi Direktur Lembaga Antariksa Cina, Wu Yanhua, mengatakan kesuksesan di bulan dianggap sebagai titik balik Cina mengeksplorasi luar angkasa.

Baca Juga

Misi pertama ke Mars, Yinghuo, berakhir dengan kegagalan pada 2012. Kala itu kendaraan luar angkasa membawa satelit mengalami disintegrasi setelah gagal memasuki orbit di sekitar bumi.

The Chinese National Space Administration (CNSA) melaporkan misi luar angkasa menuju bulan saat ini bekerja sesuai rencana. Kendaraan tanpa awak yang mendarat bekerja dengan baik sesaat setelah mendarat di bulan. Yanhua mengatakan CNSA membuka kesempatan kerja sama dengan organisasi luar di masa depan.

"Kami membuka diri untuk kolaborasi internasional dalam membangun peralatan luar angkasa baik berupa investasi asing maupun luar negeri," katanya dilansir Sky News, Selasa (15/1).

Bagian pertama misi CNSA adalah membuat rover memasuki orbit di sekitar Mars tanpa mengorbankan misi yang ada di bulan. "Kami sedang mempelajari program untuk mengirim astronaut ke bulan, tetapi masih dalam fase yang sangat awal. Kami belum memperoleh persetujuan," kata Yanhua.

CNSA juga akan mencari cara merancang stasiun riset di kutub selatan bulan. Cina menegaskan akan menyamai Amerika Serikat dalam hal eksplorasi luar angkasa.

"Cina membuntuti orang lain ketika datang ke misi luar angkasa, sampai Chang'e 4, pesawat ruang angkasa pertama manusia mendarat di sisi terjauh bulan," kata Kepala Sains Program Chang'e 4, Wu Weiren.

Dia menjelaskan kebanggan terhadap negara menjadi salah satu motivasi misi tersebut. "Ini membuktikan Cina bisa melakukan sesuatu yang belum bisa diraih negara lain di ruang angkasa," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement