REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Teguh Setiawan/Wartawan Senior Harian Republika
Luc Montaigner boleh saja mengklaim dirinya sebagai penemu human immunodeficiency virus (HIV). Tapi, sejumlah pakar membuktikan, virus itu telah ada sejak jutaan tahun lampau.
Studi yang dipublikasikan di jurnal “Open Acces” oleh ilmuwan di Fred Huchinson Cancer Research Center menyebutkan, virus serupa HIV yang menyebabkan AIDS pada manusia telah menjangkiti primata di Afrika, kira-kira lima juta tahun lalu, bahkan mungkin 12 juta tahun.
Penemuan ini membuka kemungkinan bari para pakar virus untuk mempelajari sejarah evolusi virus, faktor-faktor yang memprovokasi evolusi, dan penyebarannya kepada manusia. Pandangan sebelumnya menyebutkan, lentiviruses—virus serupa HIV—telah ada puluhan ribu tahun lalu.
HIV-1 yang menjadi penyebab AIDS serupa dengan virus SIVcpz yang terdapat pada simpanse, gorila, beberapa jenis monyet lainnya. Virus menyusup ke tubuh manusia pada sepanjang paruh pertama abad ke-20.
Penelitian untuk menentukan usia virus sebelumnya dilakukan dengan membandingkan cetak biru genetik keduanya. Saat itulah para pakar mengambil simpulan bahwa usia virus masih sangat muda.
Michael Emerman PhD, virologist dan anggota Human Biology Division di Fred Huchinson Center Research Center dan Alex Compton—mahasiswa yang melakukan penelitian di Laboratorium Emerman—mengatakan, mereka menggunakan teknik tertentu untuk memperkirakan sejak kapan primata dan lentiviruses hidup berdampingan.
Keduanya melacak perubahan pada gen host immunity yang disebut APOBEC3G yang diinduksi oleh virus kuno. Faktor host immunity berkembang seiring dengan gen viral membela virus terhadap serangan APOBEC3G.
Dengan cara ini, keduanya menentukan usia minimum hubungan antara primata dan lentiviruses. Keduanya, sampai pada simpulan bahwa SIV telah ada di tubuh primata, sekitar lima atau enam juta tahun atau mungkin lebih lama lagi, yaitu 12 juta tahun.
Tidak hanya itu, keduanya juga meneliti jejak genetis virus serupa HIV pada simpanse, gorila, orang utan, dan monyet macaques juga perubahan di dalam gen serta evolusinya di dalam sistem kekebalan tubuh primata di Afrika. Penelitian ini juga menegaskan eksistensi virus yang diperkirakan telah tertanam di tubuh primata Afrika, antara lima, sampai 12 juta tahun silam. (bersambung)