Kamis 28 May 2015 19:49 WIB

Megawati: Lemhamnas Juga Bertugas Jabarkan Konsep Trisakti

Red: Karta Raharja Ucu
Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden kelima Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri menyatakan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) juga mengemban tugas menjabarkan konsepsi Trisakti dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Jika hipotesis ini benar, maka Lemhannas dapat menjadi bintang pengarah dalam menjawab pertanyaan dari anak bangsa.

Menurut Megawati, ada kesamaan momentum pendirian Lemhannas pada 20 Mei 1965 dengan jalan Trisakti, membuatnya melakukan perenungan hingga memunculkan hipotesis. Ketika menyampaikan 'Presidential Lecture' pada Peringatan 50 Tahun Lemhannas di Gedung Lemhannas, Jakarta, Kamis (28/5), Megawati menjelaskan, Lemhannas dalam kaitannya dengan dinamika politik nasional dan internasional pada era 1960-an menjadi fondasi institusional untuk mempercepat terwujudnya cita-cita kemerdekaan.

Karena, menurut dia, ketahanan ini perspektifnya luas yakni, ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, serta pertahanan dan keamanan. Jejak sejarah Lemhannas, menurut Mega, berkaitan erat dalam suatu masa, ketika Indonesia menghadapi ancaman yang dijawab dengan jalan Trisaksi. Yakni berdaulat di bidang politik, mandiri di bidang ekonomi, serta berkepribadian dalam kebudyaan.

Pertanyaan anak bangsa yang akhir-akhir ini disuarakan, menurut Megawati, "Ke arah mana bangsa ini hendak melangkah?".

Menurut Ketua Umum PDIP ini, pertanyaan ini tidak main-main, karena dirinya menangkap banyak diantara warga negara Indonesia yang bimbang terhadap masa depan bangsa dan negara Indonesia. Apakah bangsa dan negara Indonesia, kata dia, akan akan menempuh jalan kapitalisme yang bertumpu pada liberalisme atau menempuh jalan sosialisme.

"Pertanyaan ini muncul, karena di masa lalu, seluruh rekam jejak sejarah yang luar biasa tentang sidang BPUPKI dan PPKI, pernah dibelokkan, dikaburkan, dan diberi makna berbeda," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement