Senin 24 Jun 2019 22:39 WIB

Suporter Pasoepati Doa Bersama untuk Mantan Striker Persis

Ferryanto meninggal karena hanyut terseret ombak di Bantul.

Red: Israr Itah
Tim SAR gabungan memantau keberadaan korban kecelakaan laut dari pinggir Pantai Baru, Bantul, DI Yogyakarta, Jumat (21/6/2019). Proses pencarian korban kecelakaan laut Ferry Anto (35) mantan pemain Persis Solo dan putrinya Freya Fajrina (7) yang terseret ombak saat berlibur bersama keluarganya terkendala ombak besar dan angin kencang.
Foto: ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Tim SAR gabungan memantau keberadaan korban kecelakaan laut dari pinggir Pantai Baru, Bantul, DI Yogyakarta, Jumat (21/6/2019). Proses pencarian korban kecelakaan laut Ferry Anto (35) mantan pemain Persis Solo dan putrinya Freya Fajrina (7) yang terseret ombak saat berlibur bersama keluarganya terkendala ombak besar dan angin kencang.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Seratusan orang elemen suporter Pasoepati melaksanakan doa bersama untuk mantan pemain striker Persis Solo Almarhum (Alm) Ferryanto Eko Saputro di Monumen Kebangkitan nasional Solo, Senin (24/5) malam. Ferryanto meninggal karena hanyut terseret ombak di Bantul.

Para suporter sepak bola baik dari Pasoepati dan perwakilan dari BCS PSS Sleman yang hadir hanya melakukan doa bersama. Mereka tidak menghidupkan lilin sesuai rencana sebelumnya.

Baca Juga

Menurut Sambo selaku koordinator acara 'Satu Doa Untuk Legenda Nyalakan Lilin Untuk Ferryanto' sebenarnya secara resmi acara dibatalkan karena pertimbangan ada saran dan masukan dari teman-teman dan pihak keluarga istri Ferry.

"Namun, banyak rekan suporter yang sudah terlanjur hadir di lokasi acara, mereka tetap nekat ingin mendoakan mantan pemain andalan Persis Solo itu," kata Sambo.

Menurut dia, acara tetap dilaksanakan tetapi mereka tidak diizinkan untuk menghidupkan lilin. Hal ini, dilakukan atas permintaan keluarga istri Ferry.

Acara doa bersama untuk Ferryanto selain dihadiri suporter Pasoepati, sejumlah warga Solo, juga ada perwakilan dari BCS PSS Sleman yang hadir turun mendoakan Ferry. Ada sekitar 100 orang suporter yang hadir diacara itu.

Bahkan, ada perwakilan dari pihak keluarga istri Ferry yang juga hadir sebelum acara di lokasi doa bersama.

"Acara resmi saya batalkan. Acara Senin malam ini, cuma karena banyaknya teman-teman yang nekat datang. Doa tetap dilakukan juga sesuai masukan perwakilan dari keluarga yang tadi datang sebelum acara," jelas Sambo.

Menurut Ipung Suparno, salah satu paman Ferryanto, ia tidak mendengar acara tersebut. Namun, kata dia, seharusnya pihak keluarga diminta persetujuan terlebih dahulu.

"Kalau ayah Ferry, Bambang Supriatna tidak masalah, karena dia sudah membawa beritanya tadi di koran yang diadakan di Monumen Kebangkitan Nasional Penumping Solo. Pihak keluarga jika diundang resmi pasti ada perwakilan yang hadir," kata dia.

Sebelumnya, Ferryanto Eko Saputro (34) hilang hanyut terseret ombak di Pantai Baru, Poncosari, Bantul, Yogyakarta. Jasadnya sempat muncul terapung dan dilihat oleh Tim SAR pada Jumat (21/6). Menurut Ipung, pihak keluarga belum mendapat kabar pasti hingga Senin petang. Tim SAR hingga kini masih melakukan pencarian di lokasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement