Kamis 24 Oct 2019 04:00 WIB

Suharso Pastikan Pemindahan Ibu Kota Berjalan Sesuai Rencana

Ia mempertimbangkan Washington DC dan Kazakhstan acuan konsep ibu kota baru.

Red: Ani Nursalikah
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa bersiap mengikuti foto bersama seusai pelantikan menteri Kabinet Indonesia Maju di Beranda Halaman Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10/2019).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa bersiap mengikuti foto bersama seusai pelantikan menteri Kabinet Indonesia Maju di Beranda Halaman Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa memastikan proses pemindahan ibu kota dan perencanaan pembangunan pada lima tahun ke depan akan berjalan sesuai dengan rencana yang telah disiapkan. Suharso mengatakan ia telah mempelajari beberapa agenda prioritas Bappenas seperti mengembalikan marwah Bappenas sebagai clearing house atau sentralisasi dari perencanaan sampai proses dan evaluasi pembangunan.

“Ini clearing house perencanaan nasional dan sifatnya konvergen dan dapurnya Bappenas itu yang harus dikembalikan,” katanya saat sertijab di Kantor Bappenas Jakarta, Rabu (23/10).

Baca Juga

Selain itu, ia mengatakan akan menyelesaikan tugas terkait undang-undang tentang pemindahan ibu kota yang sebelumnya telah disampaikan oleh Menteri PPN periode 2014-2019 Bambang Brodjonegoro saat sambutan. “Tadi pagi kami sudah ngobrol sedikit karena Pak Harso mengenai implementasi dari UU negara dan perencanaan yang harus banyak diperbaiki,” kata Bambang.

Suharso menuturkan visi Bappenas sebagai clearing house dan tugas menyelesaikan UU itu memang merupakan arahan langsung dari Presiden Joko Widodo sehingga birokrasi lebih tertib dan fungsional. "Hal ini mengingat keputusan mau dibuat lebih pendek,” ujarnya.

Selanjutnya, ia juga akan segera mempertimbangkan kota yang menjadi acuan konsep ibu kota baru, yaitu antara lain Washington DC dan Kazakhstan sebab dua kota tersebut dianggap ideal. “Jangan sampai seperti Canberra yang kalau sudah sore atau malam tiba-tiba tidak ada semua dan redup semua. Mungkin yang sedang-sedang seperti Washington DC atau seperti Kazakhstan dia bikin ibu kota Astana,” jelasnya.

Sementara itu, Suharso turut memperkenalkan anggota keluarganya, yakni istri dan lima anaknya saat sertijab di depan para staf Kementerian PPN/Bappenas. Ia pun sempat bercanda dengan memanggil sang istri Nurhayati Effendi dengan sebutan ‘yang terhormat’ karena ternyata merupakan Wakil Ketua Komisi V DPR RI dan masuk dalam panitia khusus (pansus) Pemindahan Ibu Kota.

“Saya juga hadir di sini bersama keluarga saya. Pertama adalah yang terhormat anggota, karena istri saya adalah anggota DPR RI. Wakil Ketua Komisi V DPR RI. Pansus Ibu Kota baru,” katanya.

Suharso bergurau dengan berharap persoalan Ibu Kota baru dapat selesai di rumah mereka, sebab status istrinya dianggap akan lebih memudahkan dalam menyusun rancangan pemindahan ibu kota. “Soal ibu kota itu bisa saya selesaikan di ruang tidur saya,” ujarnya bercanda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement