Rabu 20 Nov 2019 15:03 WIB

Penderita HIV di Purwakarta Terus Meningkat

Sejak 2013, peningkatan penderita HIV cukup signifikan

Red: Esthi Maharani
Mengungkap fakta HIV/AIDS di Indonesia.
Foto: Republika
Mengungkap fakta HIV/AIDS di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA — Penderita HIV/AIDS di Kabupaten Purwakarta terus meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta sejak 2013 lalu peningkatannya cukup signifikan. Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kabupaten Purwakarta dr. Meisera mengakui jumlah penderita HIV terus meningkat tiap tahunnya. Pada 2013 pihaknya mendata ada sekitar 79 kasus penderita HIV di Purwakarta.

“Tahun 2018 kemarin itu bertambah jadi 518 kasus. Sekarang bertambah terus sudah sekitar 600an di 2019 ini,” kata Meisera, Rabu (20/11).

Menurutnya peningkatan kasus HIV ini dikarenakan meningkatnya pula perilaku beresiko di kalangan masyarakat. Pergaulan bebas saat ini juga memberikan kontribusi peningkatan penderita HIV dari tahun ke tahun. Perilaku seks beresiko juga menjadi salah satu penyebab penularan virus ini. Selain itu, kata dia, gencarnya pemerintah mendeteksi dini menjadi faktor semakin banyaknya kasus penderita HIV yang terungkap. Karena kebanyakan masih banyak yang malu untuk memeriksakan diri.

“Kita sering melakukan tes ke ibu hamil dan populasi kunci yang kita cari seperti lelaki seks lelaki, waria, pelanggan-pelanggan WTS (wanita tunasusila). Gencarnya ppemeriksaan ini jadinya banyak yang terdeteksi,” tuturnya.

Ia menuturkan penyakit HIV memang tidak bisa disembuhkan. Oleh karenanya penderitanya tiap tahun pasti bertambah. Maka dari itu, deteksi dini dapat membuat pasien lebih cepat tertangani sehingga bisa ditekan dampak negatifnya. Pemerintah pusat dan daerah, kata dia, memang tengah gencar mendeteksi penderita HIV. Tiap tahunnya bahkan pemerintah daerah ditargetkan memeriksa masyarakat untuk mendeteksi yang mengidap virus HIV.

“Dari provinsi kita ditarget yang harus dites setahun itu sebanyak 25114 terdiri dari ibu hamil, pasangan suami istri, populasi kunci tadi yang memang potensi besar HIV,” ujarnya.

Ia menyebutkan dalam pemeriksaan ini memang ada berbagai kendala sehingga sulit mencapai target yang ditentukan. Sebab, tidak semua orang mau dites apalagi untuk mendeteksi HIV yang di kalangan masyarakat masih dianggap sebagai penyakit yang tabu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement