Jumat 27 Dec 2019 00:52 WIB

Tsunami dan Hikmahnya di Mata Legislator Asal Aceh

Tsunami menjadi pembelajaran dan hikmah tersendiri bagi masyaraka Aceh.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Ali Mansur / Red: Nashih Nashrullah
Warga memadati kuburan massal Siron untuk berziarah pada peringatan 15 tahun bencana gempa dan tsunami Aceh di Aceh Besar, Aceh, Kamis (26/12/2019).
Foto: IRWANSYAH PUTRA/ANTARA FOTO
Warga memadati kuburan massal Siron untuk berziarah pada peringatan 15 tahun bencana gempa dan tsunami Aceh di Aceh Besar, Aceh, Kamis (26/12/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Limabelas tahun lalu gempa besar mengguncang laut barat Aceh. Gempa besar yang menimbulkan gelombang pasang tsunami di seluruh daratan di seputar pusat gempa.

Legislator DPR asal Aceh, Rafli, menilai bencana tsunami menjadi kesedihan dan pukulan yang mendalam bagi masyarakat Serambi Makkah. 

Baca Juga

Namun, peristiwa tersebut harus menjadi pembelajaran dan refleksi bagi manusia. "Tsunami adalah peristiwa fundamental. Di mana satu sisi menjadi renungan yang berefek dalam pembangunan di Aceh," ujar Rafli saat dihubungi, Kamis (26/12).

Meski terasa berat, peringatan tsunami Aceh setiap tahunnya menjadi momen religius untuk mengingatkan manusia atas kuasa alam dan Tuhan. Di mana manusia harus mengambil hikmah dari ujian tersebut. "Bila setiap tahun momen religius diperingati dengan efektif akan menjadi masuknya orang luar mempromosikan Aceh," ujar Rafli.  

Mantan anggota DPD itu juga meminta pemerintah tak menjadikan peringatan tsunami sebatas seremonial saja. Peringatan tsunami harus menjadi refleksi pembangunan Aceh yang lebih baik di berbagai sektor. "Peringatan tsunami adalah momen menyadarkan dan mengingatkan manusia. Kita bangun kebersamaan dan kepedulian," ujar Rafli.  

Ke depan, dia berharap Aceh menjadi provinsi yang berkembang di berbagai sektor. Tanpa melupakan dan meninggalkan ciri khas dari Serambi Makkah. "Pembangunan harus dilakukan berlandaskan niat meningkatkan taraf hidup rakyat Aceh," ujar anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu. 

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement