Senin 09 Aug 2021 14:22 WIB

HNSI: Nelayan Keluhkan Ada Bajak Laut di Perairan Kalbar

Bajak laut menggunakan kapal yang agak panjang dan menggunakan senjata api.

Red: Bilal Ramadhan
Kampung nelayan di Kalimantan
Foto: Republika/Lida Puspaningtyas
Kampung nelayan di Kalimantan

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kalimantan Barat, Sigit Sugiardi menyatakan, sejumlah nelayan mengeluhkan adanya aksi "premanisme" atau bajak laut oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. Mereka kerap meminta hasil melaut dan bahan bakar minyak (BBM) nelayan di kawasan perairan Pulau Pelapis, Kabupaten Kayong Utara, Kalbar.

"Kejadian atau informasi yang kami terima, aksi premanisme yang dialami para nelayan baik yang sedang melaut ataupun sedang istirahat di sekitar Pulau Pelapis dan sekitarnya, Sabtu kemarin (7/8)," kata Sigit Sugiardi, Senin (9/8).

Dia menjelaskan, premanisme itu, dalam melakukan aksinya juga menggunakan senjata api guna menakut-nakuti para nelayan agar menuruti apa yang mereka (preman) inginkan, yakni meminta hasil melaut nelayan yaitu ikan dan BBM.

"Kejadian seperti itu memang sudah berulang kali terjadi, para preman sepertinya 'kucing-kucingan' dalam melakukan aksinya, yakni ketika patroli gencar dilakukan oleh instansi terkait, maka mereka tidak melakukan aksinya, tetapi ketika tida ada patroli mereka kembali meresahkan para nelayan," ujar Sigit.

Sehingga dalam hal ini, semua pihak harus mencari solusinya dalam memberikan rasa aman pada nelayan saat mencari rezeki dengan turun ke laut untuk menangkap ikan, katanya.

"Para preman itu, menurut keterangan para nelayan sepertinya bukan dari daerah Kalbar, hal itu bisa dilihat dari bentuk kapal motor mereka yang berbeda dengan milik nelayan lokal," ujarnya.

Mereka (preman itu) menggunakan KM yang agak panjang dan menggunakan senjata api dalam menakut-nakuti para nelayan. "Sehingga para nelayan tidak ada yang berani dalam mengambil foto atau video saat mereka memalak para nelayan," kata Sigit.

Adapun lokasi yang sering atau terjadi kejadian premanisme terhadap nelayan itu, yakni di sebelah barat Selat Karimata atau lokasi di sekitar Kerang Leman, kemudian Pulau Pelapis.

"Lokasi itu merupakan kawasan yang banyak ikannya, airnya jernih arusnya juga bagus, sehingga banyak nelayan yang menangkap ikan di sana, yang tidak hanya nelayan dari Kalbar saja, melainkan juga dari Pulau Jawa," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement