Senin 13 Dec 2021 06:15 WIB

Risiko Hipertensi Meningkat Selama Pandemi

Studi tunjukan kasus hipertensi meningkat selama beberapa bulan pandemi.

Red: Nora Azizah
Studi tunjukan kasus hipertensi meningkat selama beberapa bulan pandemi.
Foto: www.freepik.com.
Studi tunjukan kasus hipertensi meningkat selama beberapa bulan pandemi.

REPUBLIKA.CO.ID, 

Oleh: Santi Sopia

Baca Juga

Pandemi Covid-19 mempengaruhi kesehatan dalam banyak aspek. Seiring dengan risiko infeksi virus yang berpotensi mengancam jiwa, masyarakat menghadapi tingkat stres yang lebih tinggi. Bahkan, terjadi peningkatan risiko kondisi kesehatan mental tertentu. 

Baru-baru ini, para peneliti mengidentifikasi risiko kesehatan lainnya, seperti hipertensi atau tekanan darah tinggi terkait pandemi. Menurut sebuah makalah yang diterbitkan 6 Desember di jurnal Circulation, data dari hampir setengah juta peserta menunjukkan bahwa hipertensi meningkat selama beberapa bulan pertama pandemi Covid-19. Sementara tingkat tekanan darah peserta tidak berubah terutama dari 2019 hingga awal 2020. Tetapi kemudian angka orang dengan hipertensi meningkat antara April 2020 dan Desember 2020.

Sisi penelitian

Penelitian yang diterbitkan dari Klinik Cleveland dan Quest Diagnostics melihat data dari 464.585 peserta yang berpartisipasi dalam program kesehatan yang disponsori perusahaan. Para peserta berasal dari 50 negara bagian, termasuk District of Columbia, dan tingkat tekanan darah mereka diambil oleh tenaga medis selama tiga tahun (2018–2020).

Menurut para peneliti, pembacaan tekanan darah berubah sangat sedikit antara 2019 dan Januari hingga Maret 2020. Tetapi pembacaan tekanan darah "jauh lebih tinggi" dari April hingga Desember 2020, periode waktu yang sama, ketika orang-orang di AS sebagian besar menghadapi himbauan untuk tetap berada di rumah.

Para peneliti melihat bahwa perubahan bulanan rata-rata dalam pembacaan tekanan darah dari April hingga Desember 2020, dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Angaknya 1,10–2,50 mm Hg untuk tekanan darah sistolik, dan 0,14 hingga 0,53 mm Hg untuk tekanan darah diastolik. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan tingkat tekanan darah normal kurang dari 120/80 mm Hg. 

Peningkatan ini memeriksa pria dan wanita di semua kelompok umur. Wanita mengalami peningkatan lebih tinggi dalam pembacaan tekanan darah sistolik dan diastolik. Meskipun penelitian ini melibatkan sejumlah besar peserta, beberapa kritikus telah menunjukkan kelemahan yang cukup signifikan dalam penelitian ini yaitu kurangnya keragaman. 

Penulis penelitian mengatakan bahwa kenaikan berat badan bukanlah penyebab yang jelas dari naiknya tingkat hipertensi. Hal itu lebih dikarenakan data dari kenaikan berat badan tidak berubah secara drastis selama tiga tahun. Jadi apa penyebab sebenarnya? 

Para peneliti tidak sepenuhnya yakin, tetapi percaya bahwa alasannya "kemungkinan multifaktorial," dan dapat mencakup "peningkatan konsumsi alkohol, lebih sedikit aktivitas fisik, stres emosional, dan perawatan medis kurang berkelanjutan, termasuk berkurangnya kepatuhan pengobatan.

"Orang-orang tidak mengunjungi dokter mereka secara teratur selama pandemi, jadi mereka tidak mengisi resep untuk mengelola tekanan darah atau memeriksakan tekanan darah mereka ke dokter sesering mungkin," kata rekan penulis studi Luke Laffin, MD, seorang ahli jantung, co-direktur Pusat Gangguan Tekanan Darah di Cleveland Clinic, dilansir Health, Senin (13/12).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement