Selasa 26 Apr 2022 00:10 WIB

Jerman Segera Putuskan Kirimkan Senjata Berat ke Ukraina

Jerman akan segera memutuskan apakah mengirimkan 100 kendaraan tempur ke Ukraina

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
 Tentara Ukraina dari Brigade Terpisah ke-103 dari Pertahanan Teritorial Angkatan Bersenjata, menembakkan senjata mereka, selama latihan, di sebuah lokasi yang dirahasiakan, dekat Lviv, Ukraina barat, Selasa, 29 Maret 2022.
Foto: AP/Nariman El-Mofty
Tentara Ukraina dari Brigade Terpisah ke-103 dari Pertahanan Teritorial Angkatan Bersenjata, menembakkan senjata mereka, selama latihan, di sebuah lokasi yang dirahasiakan, dekat Lviv, Ukraina barat, Selasa, 29 Maret 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Juru bicara pemerintah Jerman mengatakan negaranya akan segera memutuskan apakah mengirimkan 100 kendaraan tempur Marder lama ke Ukraina. Bila pemerintah memutuskan mengirimkannya maka akan menjadi pengiriman senjata pertama Jerman ke Ukraina.

Pada Senin (25/4/2022) sumber mengatakan perusahaan pertahanan Jerman Rheinmetall meminta persetujuan pemerintah untuk mengekspor kendaraan infrantri itu ke Ukraina. Kendaraan itu dimaksudkan untuk diletakan di gudang sebelum dikirimkan.

Langkah Rheinmetall memaksa Kanselir Olaf Scholz untuk menegaskan posisinya apakah persenjataan berat dapat dikirimkan langsung dari Jerman ke Ukraina. Sebab kesepakatan Marder memerlukan persetujuan dari dewan keamanan nasional yang dipimpin Scholz.

Baca juga : AS akan Buka Kembali Kedutaannya di Ukraina

Juru bicara Rheinmetall menolak memberikan komentar. Scholz semakin ditekan baik dari dalam maupun luar negeri karena enggan mengirimkan persenjataan berat ke Ukraina seperti tank dan howitzers untuk membantu melawan balik serangan Rusia.

Juru bicara pemerintah Jerman tidak menyebutkan tanggal kapan keputusan mengenai kesepakatan Marder akan diambil. Pekan lalu Menteri Pertahanan Christine Lambrecht menulis surat ke koalisi yang berkuasa.

"(Permintaan ekspor ke Ukraina) akan diperiksa dengan prioritas mutlak. Setelah koordinasi di kabinet, permintaan itu akan diputuskan pada hari yang sama sebagai aturan umum," katanya dalam surat tersebut.

Baca juga : Tafsir Mengenai Larangan Memaksa dalam Beragama

Dalam kunjungan pertama sejak invasi Rusia satu bulan yang lalu. Menteri Luar Negeri dan Pertahanan AS berjanji mengirimkan bantuan tambahan ke Kiev termasuk persenjataan canggih.

Ukraina meminta bantuan persenjataan berat setelah Moskow memusatkan serangannya ke wilayah Donbas, daerah yang dinilai cocok untuk pertempuran tank dibandingkan daerah sekitar Kiev. Di mana sebagian besar pertempuran terjadi. Rusia menyebut invasi ke Ukraina sebagai "operasi militer khusus."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement