Rabu 11 May 2022 10:24 WIB

Erick Thohir: Kebudayaan adalah Fondasi Negara Maju

Erick meminta agar budaya asli Indonesia harus terus dipertahankan.

Red: Teguh Firmansyah
Menteri BUMN Erick Thohir menghadiri operasi pasar PTPN Group di Provinsi Lampung bersama PTPN Group di halaman Gedung Pertemuan Komplek PTPN VII, Lampung, Selasa (10/5).
Foto: dok. Kementerian BUMN
Menteri BUMN Erick Thohir menghadiri operasi pasar PTPN Group di Provinsi Lampung bersama PTPN Group di halaman Gedung Pertemuan Komplek PTPN VII, Lampung, Selasa (10/5).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengatakan, kebudayaan daerah merupakan salah satu fondasi bagi negara maju. Tidak ada negara yang maju tanpa budya.

"Karena kita sepakat negara maju itu tidak mungkin maju, kalau tidak ada kebudayaan yang merupakan fondasinya. Sehingga budaya asli negara kita harus dipertahankan," kata Erick Thohir, di Bandarlampung, Selasa (10/5/2022) malam.

Baca Juga

Menurut dia, sebagaimana lakon pewayangan Pandawa yang menceritakan dan memberi pelajaran bahwa guna membangun sebuah negara maju harus mendapatkan dukungan dari semua. Oleh karena itu, pihaknya bersama gubernur dan sejumlah bupati dan wali kota di Lampung telah bertemu untuk membicarakan bagaimana memajukan provinsi ini namun pondasi kebudayaan dari berbagai suku di sini tidak boleh ditinggalkan.

"Tidak mungkin kita ingin menjadi bagian yang kaya tapi tanpa akhlak akhirnya jadi kerakusan. Kita juga tidak mungkin menjadi orang yang pintar tanpa akhlak akhirnya jadi zalim," katanya.

"Karena itu provinsi ini luar biasa karena saya kedatangan berbagai pihak yang ingin menyatukan kemauan agar Lampung menjadi pondasi pertumbuhan ekonomi Indonesia."

Selain kebudayaan yang harus dipertahankan, lanjut Erick, kesejahteraan para petani pun harus dipikirkan. Untuk itu, Menteri BUMN ini meminta kepada seluruh kepala daerah di Provinsi Lampung agar terus mendorong "Program Makmur" yang sekarang sudah 1.100 hektare.

Menurut dia program ini salah satu bentuk upaya guna memastikan hasil produksi dari para petani yang selama ini tidak ada kepastian pembeli menjadi pasti tertampung 100 persen untuk dibeli.

"Almarhum ayah saya mengajarkan yang namanya teori ekonomi itu seperti kopi. Kopinya ada, air panasnya ada, ada gulanya diaduk merata baru minum kopinya enak, sama ekonomi itu enak kalau merata dan makmur kalau ekonomi hanya netes ke orang-orang tertentu berati itu bukan ekonomi yang baik," kata dia.

Oleh sebab itu, lanjut dia, BUMN akan terus mendorong apakah itu melalui Program makmur atau Program Pertashop untuk mengembalikan kesejahteraan masyarakat bukan kepada sebagian kelompok."Kita tidak menentang orang kaya atau perusahaan besar. Yang kita tentang bila tidak meratanya, maka BUMN hadir karena memang tugas kami mengintervensi kalau tidak ada keseimbangan," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement