Selasa 26 Jul 2022 22:53 WIB

Komnas HAM: Bharada E Jelaskan Soal Menembak Brigadir J

Komnas HAM memeriksa enam ajudan Irjen Sambo secara terpisah.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Teguh Firmansyah
Ajudan Kadiv Propam nonaktif Irjen Pol Ferdy Sambo, Richard Eliezer Lumiu atau Bharada E tiba di kantor Komnas HAM, Jakarta, Selasa (26/7/2022). Bharada E tiba di kantor Komnas HAM sekitar pukul 13.24 WIB. Sebelumnya sejumlah ajudan lainnya telah tiba lebih dulu sekitar pukul 09.51 WIB.  Komnas HAM memanggil seluruh aide de camp atau ajudan Ferdy Sambo untuk dimintai keterangan terkait kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ajudan Kadiv Propam nonaktif Irjen Pol Ferdy Sambo, Richard Eliezer Lumiu atau Bharada E tiba di kantor Komnas HAM, Jakarta, Selasa (26/7/2022). Bharada E tiba di kantor Komnas HAM sekitar pukul 13.24 WIB. Sebelumnya sejumlah ajudan lainnya telah tiba lebih dulu sekitar pukul 09.51 WIB. Komnas HAM memanggil seluruh aide de camp atau ajudan Ferdy Sambo untuk dimintai keterangan terkait kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Bharada Richard Eliezer (E) menjelaskan soal insiden baku tembak dengan Brigadir J di rumah dinas eks Kadiv Propam Inspektur Jenderal (Irjen) Ferdy Sambo saat diperiksa oleh Komnas HAM.Ketua Tim Investigasi Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Mohammad Choirul Anam mengungkapkan, dalam permintaan keterangan terhadap Bharada E, Selasa (26/7/2022) ada penjelasan terang tentang aksinya melakukan penembakan terhadap Brigadir J.

“Sepanjang pemeriksaan yang kami lakukan, Bharada E menjelaskan, salah-satunya, adalah menembak (Brigadir J),” begitu kata Anam di Komnas HAM, Jakarta, Selasa (26/7/2022).

Baca Juga

Komnas HAM, pada Selasa (26/7/2022) memeriksa, dan meminta keterangan terhadap enam orang anggota Divisi Propam Mabes Polri, yang menjadi ajudan, dan berdinas tugas di bawah komando Irjen Sambo. Keenamnya mengetahui terkait insiden dan tewasnya Brigadir J. Dari enam ajudan yang dimintakan keterangan tersebut, salah-satunya adalah Bharada E.

Anam menerangkan, keenam ajudan tersebut, diperiksa masing-masing terpisah. Pemeriksaan terhadap keenam ajudan itu, juga berdurasi berbeda. Lima ajudan awal, diperiksa sejak pagi, dan baru keluar dari Gedung Komnas HAM, sekitar pukul lima sore. Sedangkan Bharada E, yang datang telat ke ruang pemeriksaan, menjalani pemeriksaan sampai dengan pukul 18:21 WIB atau lepas maghrib.

Anam menerangkan, sesi pemeriksaan keenam ajudan tersebut, dilakukan dengan metode beberapa pertanyaan sama, namun ada kekhususan masing-masing.

Beberapa pertanyaan sama, kata Anam mengungkapkan, dalam hal penjelasan dari para ajudan, tentang penilaiannya, atas karakter dan relasi, serta hubungan terhadap ajudan lainnya. Tim penyelidikan, kata Anam, juga meminta penjelasan dari para ajudan, terkait dengan relasi, serta kedekatan masing-masing terhadap Irjen Sambo, dan istrinya, Putri Candrawathi Sambo.

Selain itu, tim investigasi, juga menanyakan tentang peran, keberadaan dari masing-masing ajudan, beberapa hari sebelum, dan pada saat Jumat (8/7/2022).

Dalam pertanyaan lainnya, kata Anam, tim penyelidikan juga menanyakan tentang keberangkatan dari Jakarta ke Magelang, dan kembalinya dari Magelang ke Jakarta.

Kata Anam, dalam permintaan keterangan tersebut, juga ditanyakan kepada para ajudan, tentang kondisi keakraban semua ajudan, termasuk Brigadir J, sehari sebelum ditembak mati. “Pertanyaan-pertanyaan yang kami sampaikan, kami minta dengan penjelasan yang deskriptif (detail dan rinci),” kata Anam.

Namun Anam, menolak untuk membeberkan apa yang menjadi jawaban dari pada masing-masing ajudan. Hanya saja, kata Anam, ada tercatat dari salah-satu hasil permintaan keterangan, dari salah-satu ajudan yang menerangkan soal kondisi, dan  keakraban para ajudan, bersama-sama dengan Irjen Sambo, dan Nyonya Sambo sebelum hari nahas, Jumat (8/7/2022).

“Beberapa ajudan yang kami tanyakan tentang ini, menyampaikan memang ada situasi yang tertawa-tawa (sebelum Brigadir J tewas),” ujar Anam.

Hal yang lebih rinci, kata Anam, tim penyelidikannya, juga sampai pada pertanyaan tentang kegiatan apa saja yang dilakukan, juga pakaian apa yang dikenakan oleh para ajudan, satu hari sebelum tewasnya Brigadir J.

Dalam pertanyaan yang khusus, dan spesifik, kata Anam, pertanyaan mendetail, juga terkait dengan kepribadian, dan pembawaan diri, keseharian seorang Brigadir J. Terkait itu, Anam membeberkan pendalaman khusus dilakukan terhadap Bharada E. Anam mengungkapkan, dalam beberapa pertanyaan kepada Bharada E, ditanyakan soal tewasnya Brigadir J dalam insiden baku tembak.

Baca juga : Bharada E Belum Muncul di Komnas HAM untuk Diperiksa

“Dia (Bharada E), ada dalam struktur peristiwa tersebut. Dan kami mendapatkan  penjelasan yang lengkap,” kata Anam.

Versi kepolisian disebutkan Bharada E menembak mati Brigadir J di rumah dinas Irjen Sambo, Jumat (8/7/2022). Bharada E, dan Brigadir J adalah ajudan Irjen Sambo sama-sama anggota kepolisian yang berdinas tugas sebagai anggota Propam Polri, di bawah komando Irjen Sambo. Keduanya, terlibat baku tembak yang menewaskan Brigadir J. Disebutkan oleh kepolisian, aksi tembak-menembak itu, disebabkan Brigadir J yang melakukan pelecehan seksual, dan ancaman kepada Putri Candrawathi Sambo, istri dari Irjen Sambo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement