REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Iran berencana memperkaya uranium hingga kemurnian 20 persen di fasilitas nuklir bawah tanahnya, Fordow. Hal tersebut, dikatakan Iran, tertuju pada pengawas nuklir PBB, Badan Energi Atom Internasional (IAEA), pada Jumat (1/1) waktu setempat.
Apa sih pengayaan uranium? Istilah enriched uranium atau uranium yang diperkaya seringkali terdengar saat membahas mengenai nuklir, senjata yang mendapat tenaga dari reaksi nuklir dan memiliki daya pemusnah tingkat tinggi.
Dilansir Smithsonian, uranium yang terjadi secara alami tidak memiliki cukup isotop fisil U-235 untuk memicu reaksi nuklir. Namun, para ilmuwan menemukan cara untuk meningkatkan bahan tersebut.
Uranium adalah unsur dengan nomor atom 92 pada tabel periodik. Setiap molekul memiliki 92 proton pada intinya. Jumlah neutron dapat bervariasi dan itu perbedaan antara tiga isotop uranium yang ditemukan di Bumi.
Uranium-238 (92 proton ditambah 146 neutron) adalah bentuk yang paling melimpah dan sekitar 99,3 persen dari semua uranium adalah U-238. Sisanya adalah U-235 (0,7 persen), dan U-234.
Uranium memiliki reputasi yang buruk. Namun, U-238 memiliki waktu paruh yang sangat lama, yang berarti dapat ditangani dengan cukup aman selama tindakan pencegahan dilakukan. Satu yang lebih penting adalah bahwa U-238 bukanlah fisil. Ini tidak dapat memulai reaksi nuklir dan mempertahankannya.
Namun, U-235 adalah fisil. Ini dapat memulai reaksi nuklir dan mempertahankannya. Namun, sebanyak 0,7 persen dalam uranium yang terbentuk secara alami tidak cukup untuk membuat bom atau bahkan reaktor nuklir untuk pembangkit listrik.
Sebuah pembangkit listrik membutuhkan uranium dengan tiga sampai empat persen U-235, yang dikenal sebagai uranium yang diperkaya rendah atau tingkat reaktor. Sebuah bom nuklir membutuhkan uranium dengan 90 persen U-235 atau dengan kata lain merupakan uranium yang sangat diperkaya.