Jumat 27 Aug 2021 11:56 WIB

Menjaga Kesehatan Batin Saat Isolasi Mandiri

Jangan memikirkan hal yang belum terjadi yang malah membuat pikiran makin ruwet.

Red: Ani Nursalikah
Menjaga Kesehatan Batin Saat Isolasi Mandiri. Warga positif COVID-19 berada di ruang isolasi mandiri Posko PPKM Kelurahan Mata Air, Kota Padang, Sumatra Barat, Rabu (4/8/2021). Masyarakat, Satgas COVID-19 bersama Babinsa dan Babinkamtibmas secara swadaya membuka Posko PPKM di kantor lurah dan masing-masing RW serta membantu kebutuhan warga yang menjalani isolasi mandiri di rumah maupun di ruang isolasi khusus yang dibuka di kelurahan itu.
Foto:

Bagilah perasaan Anda dengan orang lain, perbincangan bisa mengikis rasa sepi dan membuat Anda tidak sendirian berkat dukungan orang lain. Lakukan panggilan video dengan orang-orang terdekat agar tetap semangat dalam menjalani hari.

Jika mengenal penyintas lain, berbincanglah untuk mendapatkan masukan berdasarkan pengalaman mereka agar isolasi mandiri terasa ringan. Bila perlu, ikuti acara kumpul-kumpul virtual yang banyak digelar di dunia maya.

Seminar virtual hingga kelas virtual, semuanya bisa dipilih sesuai apa yang disukai. Setelah mengetahui informasi mengenai Covid-19 dan cara menghadapinya, arahkan perilaku menuju hal-hal yang bermanfaat untuk diri sendiri.

Dia mencontohkan fenomena panic buying yang terjadi beberapa waktu lalu di mana berbagai vitamin ludes karena diserbu orang-orang saat kasus Covid-19 sedang tinggi. Berpikirlah dengan kepala dingin, bila memang perlu vitamin jangan kalap saat membeli.

"Jangan karena lagi positif Covid-19 beli sebanyak-banyaknya, akhirnya uang habis untuk vitamin tapi hal lain malah ditelantarkan. Dengan informasi yang baik, perilaku jadi lebih terarah," katanya.

Baca juga : Tokoh Kristen Bicara Soal Kasus Penistaan Kece

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الْمَلَاِ مِنْۢ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ مِنْۢ بَعْدِ مُوْسٰىۘ اِذْ قَالُوْا لِنَبِيٍّ لَّهُمُ ابْعَثْ لَنَا مَلِكًا نُّقَاتِلْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗ قَالَ هَلْ عَسَيْتُمْ اِنْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ اَلَّا تُقَاتِلُوْا ۗ قَالُوْا وَمَا لَنَآ اَلَّا نُقَاتِلَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَقَدْاُخْرِجْنَا مِنْ دِيَارِنَا وَاَبْنَاۤىِٕنَا ۗ فَلَمَّا كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقِتَالُ تَوَلَّوْا اِلَّا قَلِيْلًا مِّنْهُمْ ۗوَاللّٰهُ عَلِيْمٌ ۢبِالظّٰلِمِيْنَ
Tidakkah kamu perhatikan para pemuka Bani Israil setelah Musa wafat, ketika mereka berkata kepada seorang nabi mereka, “Angkatlah seorang raja untuk kami, niscaya kami berperang di jalan Allah.” Nabi mereka menjawab, “Jangan-jangan jika diwajibkan atasmu berperang, kamu tidak akan berperang juga?” Mereka menjawab, “Mengapa kami tidak akan berperang di jalan Allah, sedangkan kami telah diusir dari kampung halaman kami dan (dipisahkan dari) anak-anak kami?” Tetapi ketika perang itu diwajibkan atas mereka, mereka berpaling, kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 246)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement