Selasa 16 Nov 2021 01:25 WIB

Kasus Sifilis Melonjak di Amerika Serikat, Apa Bahayanya?

Sifilis merupakan penyakit menular seksual.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Bakteri sifilis bisa menyebabkan infeksi otak. Kasus sifilis masih meningkat di Amerika Serikat.
Foto:

Pada sifilis sekunder, beberapa gejala yang biasanya muncul adalah ruam kulit, pembengkakan kelenjar getah bening, dan demam. Gejala di tahap ini umumnya masih ringan sehingga sering tak disadari.

Uniknya, pada sifilis laten tak ada gejala yang muncul atau terjadi. Akan tetapi pada sifilis tersier, gejala yang muncul jauh lebih berat. Pada tahap ini, organ penting seperti otak dan jantung bisa terdampak.

Mengenai Bayi

Sifilis menular ketika seseorang berkontak dengan luka atau koreng sifilis saat melakukan aktivitas seksual lewat vagina, anal, atau oral. Oleh karena itu, sifilis biasanya mengenai orang dewasa atau individu yang sudah aktif secara seksual.

Ironisnya, sifilis juga bisa menular pada bayi ketika bayi dilahirkan oleh ibu yang mengidap sifilis. Di San Antonio, Texas, kasus sifilis bayi baru lahir terpantau meningkat tajam sejak awal November.

Penyakit raja singa ini diketahui menyebabkan kematian pada 40 persen bayi yang terinfeksi dan tak diobati. Pada ibu hamil, sifilis yang tak diobati juga dapat menyebabkan kematian janin.

Diagnosis dan pengobatan

Sifilis biasanya didiagnosis melalui tes darah. Terkadang, diagnosis sifilis juga ditegakkan melalui pemeriksaan cairan dari luka atau koreng sifilis.

Sifilis yang tak diobati dapat menyebar ke otak, sistem saraf, dan mata. Sifilis bisa diobati dengan menggunakan antibiotik. Lama penggunaan antibiotik akan bergantung pada tahap sifilis yang diidap pasien.

CDC mengatakan obat yang lebih disukai untuk merawat sifilis adalah Penicillin G. Meski bisa disembuhkan, kerusakan yang sudah terjadi akibat sifilis tak bisa diperbaiki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement