Jumat 15 Apr 2022 01:24 WIB

Misi Menuju Venus Bakal Lebih Sering Diluncurkan dalam Dekade Ini

Setidaknya ada 3 misi menuju Venus yang sedang dipersiapkan dalam dekade ini.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
Foto permukaan planet Venus yang diambil dengan kamera WISPR.
Foto: NASA/APL/NRL
Foto permukaan planet Venus yang diambil dengan kamera WISPR.

REPUBLIKA.CO.ID, MASSACHUSETTS -- Selama ini, misi menuju Mars sudah banyak dilakukan berbagai negara. Namun, misi menuju Venus tidak demikian. Tampaknya, dekade ini misi menuju Venus akan lebih sering diluncurkan.

Kelompok penelitian yang dipimpin Massachusetts Institute of Technology (MIT) baru-baru ini mengeluarkan laporan yang merinci serangkaian misi berburu kehidupan di Venus. Misi tersebut didanai secara pribadi.

Baca Juga

Misi Venus Life Finder (VLF) adalah serangkaian tiga penyelidikan atmosfer yang dirancang untuk menilai kelayakhunian awan Venus dan untuk mencari tanda-tanda kehidupan di sana. Misi VLF akan menjadi rangkaian upaya yang fokus dan optimal dengan biaya yang relatif rendah yang dapat diluncurkan dengan cepat.

Konsep misi keluar dari studi 18 bulan oleh konsorsium dunia yang dipimpin MIT. Studi ini sebagian didanai oleh nonprofit Breakthrough Initiatives.

Dijuluki misi “cepat”, probe VLF pertama dirancang untuk diluncurkan pada roket Rocket Lab Electron. Kemungkinannya pada awal 2023.

Sebuah pesawat ruang angkasa akan jatuh ke atmosfer Venus seperti pesawat kecil yang membawa paket instrumen. Tujuan sains misi cepat adalah untuk mengukur berbagai kelimpahan bahan kimia di ketinggian yang berbeda, termasuk memastikan keberadaan gas fosfin-tanda kehidupan potensial yang menjadi topik perdebatan besar dalam komunitas ilmiah.

“Kami berharap ini adalah awal dari paradigma baru di mana Anda pergi dengan murah, lebih sering, dan dengan cara yang lebih fokus," kata Sara Seager dari MIT's Department of Earth, Atmospheric and Planetary Sciences, penyelidik utama dari misi VLF yang direncanakan, mengatakan dalam sebuah pernyataan akhir tahun lalu, dilansir dari Space, Rabu (13/4/2022).

Misteri yang tersisa

Seager mengatakan banyak misteri ada di Venus. Misteri itu mungkin tidak akan bisa dipecahkan kecuali ada misi kembali ke sana.

Seager adalah bagian dari tim yang melaporkan pada tahun 2020 deteksi gas fosfin di atmosfer Venus. Di Bumi, gas itu hanya dihasilkan oleh proses biologis dan industri.

Sejak klaim itu, penemuan fosfin ditantang. Namun, Seager mengatakan temuan kontroversial itu telah memicu momentum positif untuk misi Venus. “Seluruh kontroversi fosfin membuat orang lebih tertarik pada Venus. Ini memungkinkan orang untuk menganggap Venus lebih serius,” katanya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement