ECDC menjelaskan, tikus, khususnya spesies dari famili Sciuridae (tupai), kemungkinan besar menjadi inang yang cocok, lebih cocok daripada manusia. Sementara itu, penularan dari manusia ke hewan (peliharaan) secara teori dimungkinkan.
Peristiwa rembetan seperti itu berpotensi menyebabkan virus berkembang di satwa liar Eropa dan penyakit ini menjadi zoonosis endemik. Meski begitu, menurut ECDC, probabilitas peristiwa seperti itu sangat rendah.
Sementara itu, David Robertson dari Glasgow Centre for Virus Research mengatakan, ini adalah kekhawatiran yang valid. Tampaknya masuk akal untuk memantau hewan peliharaan yang berhubungan dengan orang yang terinfeksi.
"Kami meyakini bahwa hewan pengerat, seperti tikus dan tupai, dapat menampung virus, tetapi berbagai hewan lain yang berisiko belum diketahui," kata Robertson.