Senin 08 Aug 2022 17:19 WIB

Unkris Berbagi Santunan untuk 50 Anak Yatim dan Dhuafa pada Hari Raya Anak Yatim 1444 H

Menyantuni anak yatim pada 10 Muharram telah jadi kegiatan rutin Unkris tiap tahun.

Rektor Unkris Ayub Muktiono (berbaju putih berdiri di belakang) berfoto bersama anak yatim.
Foto: dok. unkris.
Rektor Unkris Ayub Muktiono (berbaju putih berdiri di belakang) berfoto bersama anak yatim.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Universitas Krisnadwipayana (Unkris) menggelar kegiatan bakti sosial yang dikemas dalam bentuk berbagi santunan kepada anak yatim-piatu dan kaum dhuafa, Senin (8/8/2022). Kegiatan ini digelar untuk merayakan Hari Raya Anak Yatim 1444 H yang jatuh pada 10 Muharam.

Sebanyak 50 anak yatim dari Yayasan Nurul Islam, Jatiwaringin, Bekasi mendapatkan santunan berupa uang dan makanan. Rektor Unkris Ayub Muktiono dalam sambutannya menyampaikan kegiatan menyantuni anak yatim pada 10 Muharram telah menjadi kegiatan rutin Unkris setiap tahun.

"Alhamdulillah, ini adalah tahun ke-10 kami mengadakan santunan untuk anak yatim pada 10 Muharram," kata Rektor Unkris Ayub Muktiono dalam siaran persnya, Senin.

Menurut Ayub Muktiono, kegiatan santunan anak yatim selain ingin berbagi dengan anak yatim juga merupakan salah satu bentuk rasa syukur civitas akademika Unkris atas berbagai pencapaian dan prestasi yang diraih Unkris. Karena itu, dalam kegiatan ini, Unkris melibatkan seluruh sivitas akademika termasuk Yayasan Unkris.

Rektor Unkris ini mengingatkan bahwa banyak keutamaan diperoleh dari kegiatan santunan anak yatim ini. Di antaranya adalah janji Allah untuk masuk surga, bisa hidup berdampingan dengan Rasulullah di surga, berlipatganda rezekinya, mendapat gelar abror (orang yang taat Allah), terhindar dari golongan pendusta agama, dan lainnya.

Ustadz Affandi, Ketua Pengurus Yayasan Nurul Islam, dalam tausyiahnya mengingatkan bahwa sedekah adalah cara yang paling gampang untuk membuat usia amalan seseorang menjadi lebih panjang. Artinya bahwa meski hidup seseorang di dunia sangat singkat, tetapi jika memiliki amalan sodakoh, maka pahalanya akan mengalir terus meski yang bersangkutan telah tutup usia.

“Sepanjang apa yang disodakohkan memberikan manfaat kepada sesama, sepanjang itu pula pahala akan terus mengalir, meskipun orang tersebut telah meninggal dunia,” kata Affandi.

Dalam kesempatan tersebut Affandi juga menukil kisah seorang pemuda dengan sodakoh 7 dirham pada zaman Nabi Ibrahim. Pemuda yang sudah didatangi malaikat maut sehari menjelang waktu kematiannya, ternyata memberikan sodakoh kepada 7 anak yatim tepat pada malam menjelang kematiannya. Karena sodakoh tersebut, malaikat maut diperintahkan oleh Allah SWT untuk menunda waktu kematian si pemuda hingga 70 tahun kemudian. Allah telah mengganti satu dirham sodakohnya dengan tambahan usia 10 tahun.

“Ini adalah kisah keajaiban sodakoh, bagaimana Allah memanjangkan umur bagi mereka yang gemar bersodakoh,” tandas Ustad Affandi.

Kegiatan santunan anak yatim yang berlangsung di Yayasan Nurul Islam tersebut dihadiri oleh pengurus yayasan Unkris, Warek 2 Dr Suwanda, Ketua DKM Al Ikhsan Unkris Abdullah Fathoni, Pembina DKM Subagio, dan Ketua LPKK & LPPM Unkris Dr Susetya Herawati, juga perwakilan karyawan Unkris.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement