REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Universitas Bina Nusantara (Binus) menggelar wisuda angkatan ke-66 yang meluluskan sebanyak 5.788 wisudawan-wisudawati. Para lulusan Universitas Binus diharapkan dapat memiliki dampak bagi bangsa, yang bisa memberikan nilai bagi masyarakat di sekitarnya.
"Diharapkan dia bisa melakukan satu pemikiran yang berdampak bagi bangsa ini. Jadi tidak sekadar lulus dan mereka tidak memberikan dampaknya. Paling penting semangatnya, dampak dari lulusan ini sehingga itulah yang akhirnya bisa memberikan nilai buat masyarakat," ujar Rektor Universitas Binus, Harjanto Prabowo, dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (9/12/2022).
Dia menerangkan, wisuda 5.788 wisudawan-wisudawati Universitas Binus dibagi menjadi enam seri dalam tiga hari, yakni pada 9-11 Desember 2022. Wisuda angkatan ke-66 ini menjadi wisuda dengan jumlah wisudawan-wisudawati terbanyak yang pernah Universitas Binus lakukan secara onsite.
"Sangat istimewa karena kita mencapai jumlah yang paling besar yang pernah binus lakukan. Rata-rata yang sebelumnya setahun itu 5-6 ribu, tapi kali ini wisuda yang periode Desember ini sudah 5.700-an. Jadi kalau di tahun 2022 ditambah wisuda angkatan 65 kita itu mencapai 8.000-an (lulusan)," terang Harjanto.
Dalam pidatonya, Harjanto mengatakan, Universitas Binus berkomitmen untuk melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kemampuan yang mumpuni dalam menghadapi transformasi digital, sekaligus menjunjung tinggi nilai integritas. Di mana, Indonesia diramalkan akan menjadi negara lima besar ekonomi dunia pada 2045.
“Itu mendorong diperlukannya SDM yang cerdas, kreatif, dan siap beradaptasi dengan perubahan yang sedang terjadi. Hal ini mendorong Binus University untuk mewujudkan bentuk nyata membina dan memberdayakan masyarakat untuk kepentingan bangsa dan negara," jelas dia.
Harjanto juga menerangkan, sejak pihaknya mencanangkan world class university sekitar delapan tahun lalu, pihaknya memahami reputasi lulusan menjadi salah satu ukurannya. Untuk itu, Universitas Binus menargetkan dua per tiga lulusannya dapat bekerja di perusahaan global, perusahaan top nasional, atau menjadi entrepreneur.
"Maka pendidikan Binus harus relevan, sesuai. Sejak tujuh tahun lalu kita sudah menerapkan pendidikan 3+1, tiga tahun berbasis kampus dan satu tahun di luar kampus," jelas dia.
Dulu, kata dia, program tersebut disebut Enrichment Program. Program tersebut masih berjalan sampai saat ini, di mana semua mahasiswa Universitas Binus di tingkat sarjana atau diploma wajib menimba ilmu selama satu tahun di luar kampus.
"Dengan satu tahun di luar kampus mereka adaptasi, itu salah satu cara. Jadi Mas Menteri berlakukan Merdeka Belajar itu pertimbangannya sama dengan Binus. Lulusan Binus itu harus relevan," kata Harjanto.