LONDON--Penulis Inggris dan aktivis anti-agama Richard Dawkins akan mengupayakan penangkapan Paus Benediktus XVI untuk menghadapi pertanyaan-pertanyaan mengenai skandal pelecehan anak di gereja Katolik ketika ia mengunjungi Inggris tahun ini. Ide gila ini dikemukakan pengacara Dawkins, Ahad (11/4) waktu setempat.
Dawkins, seorang ilmuwan dan pengecam sengit agama, meminta pengacara hak asasi manusia mengkaji apakah tuntutan bisa diajukan terhadap Paus. Kunjungan empat hari pada 16-19 September mendatang akan menjadi lawatan pertama Paus sejak kunjungan pastoral Paus Yohanes Paulus II pada 1982, dan merupakan kunjungan resmi pertama Paus ke Inggris.
Gereja Katolik telah menolak klaim-klaim bahwa Paus menutup-nutupi pelecehan yang dilakukan para pastur. Vatikan pun menuduh media mengobarkan "kampanye fitnah keji" terhadapnya. Dawkins dan wartawan Inggris Christopher Hitchens menugasi pengacara Geoffrey Robertson bersama Mark Stephens untuk menjajagi cara-cara melakukan tindakan hukum terhadap Paus.
Dalam pernyataan email kepada media, Stephens mengatakan, ada tiga pendekatan yang memungkinkan: pengaduan ke Pengadilan Kejahatan Internasional di Belanda, penuntutan pribadi atau umum 'atas kejahatan kemanusiaan', atau kasus sipil. Mereka akan berargumentasi bahwa Paus tidak memiliki kekebalan diplomatik dari penuntutan selaku kepala negara karena Vatikan memiliki status pengamat permanen di PBB, dan tidak memiliki keanggotaan penuh atau hak suara.
Dawkin, penulis 'The God Delusion' dan 'The Selfish Gene', mengatakan kepada surat kabar Sunday Times, ia mencurigai kasus pelecehan anak yang dilakukan oleh anggota-anggota gereja telah ditutup-tutupi. Hitchens, yang menerbitkan sebuah buku pada 2007 berjudul 'God Is Not Great: The Case Against Religion', mengatakan bahwa Paus tidak berada di atas atau di luar hukum. Tindakan kelembagaan menutup-nutupi pelecehan anak, dinilainya, merupakan kejahatan menurut hukum.