JAKARTA--Pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu jilid kedua bisa diintervensi oleh Sekretariat Bersama (Sekber) partai koalisi pendukung pemerintah. Pasalnya, kekuatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diprediksi bakal melemah.
''Secara formal, SBY menguasai negara, tapi SBY dikuasi secara nyata oleh Sekber,'' ujar pengamat politik Arbi Sanit dalam sebuah seminar di Jakarta, Senin (10/05).
Keputusan untuk membentuk forum koalisi itu, ARbi lihat sebagai sebuah potensi untuk menyelematkan pemerintahan SBY selama lima tahun ini. Tapi, pemerintahan pun berada dalam posisi rentan tehadap pengaruh Sekber.
Secara faktual, tegasnya, SBY memang merupakan pemenang Pemilu 2009. Tetapi dengan dinamika kasus Bank Century saat ini, menurutnya, Presiden justru terlihat seperti mengalah. Hal ini ditandai dengan mundurnya Sri Mulyani dari kursi Menteri Keuangan dan pembentukan Sekber.
Langkah pembentukan Sekber itu, lanjutnya, justru memberikan implikasi yang kuat terhadap pemerintahan. ''Sebagai pemenang pemilu, SBY sudah tidak punya kebebasan lagi untuk mengambil kebijakan publik,'' kritiknya.
Menurut Arbi, kekuasaan di Indonesia akan terbagi menjadi dua. Yaitu, kekuasaan di bawah tanah yang dipegang oleh Sekber dengan kepemimpinan Partai Golongan Karya yang ketika Pemilu 2009 kalah. Lalu kekuasaan diatas tanah yang masih dipegang oleh SBY.