REPUBLIKA.CO.ID, RAFAH--Dua bus dengan 150 Palestina menyeberangi perbatasan di kota Rafah pada hari Rabu, termasuk pasien yang memerlukan bantuan medis segera di luar negeri. Pejabat Mesir mengatakan lebih dari 100 warga Gaza telah melintasi perbatasan ke Mesir setelah pemerintah sementara pembukaan perbatasan negara ini dengan Gaza. Para pejabat berbicara dengan syarat anonim karena mereka tidak diizinkan untuk menyatakan hal ini pada media.
Pada saat yang sama, sejumlah orang juga menyeberang ke Gaza melalui titik yang sama, bersama dengan empat truk yang membawa tenda, selimut, dan generator listrik selama 13 yang diketahui merupakan sumbangan Rusia dan Oman.
Rafah adalah titik di perbatasan Gaza yang tidak dikontrol oleh Israel. Kairo, setelah berkoordinasi dengan Israel, telah membuka hanya sedikit saja perbatasannya sejak Hamas merebut kendali atas Gaza tiga tahun lalu. Kairo, yang membuat perdamaian dengan Israel pada tahun 1979, juga memiliki hubungan tegang dengan Hamas, sebuah cabang dari gerakan Ikhwanul Muslimin, kelompok oposisi terbesar Mesir.
Sebuah sumber keamanan Mesir mengatakan kepada Reuters, Mesir membuka perbatasannya dengan Jalur Gaza pada Selasa untuk memungkinkan bantuan kemanusiaan dan medis memasuki jalur Gaza. Namun diakuinya, pembukaan perbatasan itu hanya bersihat sementara saja. "Perbatasan akan tetap terbuka untuk waktu yang terbatas," kata sumber itu.
Konvoi bantuan diberikan akses yang terbatas, dan hanya makanan dan obat-obatan yang diperkenankan melintas. Bahan-bahan seperti beton dan baja, untuk memperbaiki kerusakan akibat serangan Israel tahun lalu, harus masuk melalui wilayah yang dikontrol Israel.