Kamis 10 Jun 2010 06:33 WIB

Mendiknas Tidak Setuju Pendidikan Seks di Sekolah

Mendiknas M Nuh
Foto: >
Mendiknas M Nuh

REPUBLIKA.CO.ID,

JAKARTA--Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh menyatakan, tidak setuju dengan keinginan sejumlah pihak agar diberikan pendidikan seks di sekolah kepada murid, terkait dengan maraknya peredaran film porno yang diduga dilakukan oleh sejumlah artis.

"Saya mungkin sebagai orang yang kuno. Tapi saya melihat bahwa pendidikan seks di sekolah tidak perlu," kata Mendiknas M Nuh, kepada pers di Istana Wapres Jakarta, Rabu.

Hal tersebut dikatakan usai mengikuti rapat Komite Pendidikan yang dipimpin Wapres Boediono dan diikuti Menkeu Agus Martowardoyo, Menag Suryadhama Ali, Menpan dan Reformasi Birokrasi EE Mangindaan, serta Meneg Perencanaan Pembangunan/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana.

Menurutnya, dirinya sangat prihatin dengan adanya peredaran film porno tersebut dan menyayangkan hal yang sifatnya pribadi bisa beredar di masyarakat.

Terkait untuk menghindarkan agar film atau majalah porno tidak beredar di sekolah, dirinya, setuju agar para guru terus aktif melakukan pemeriksaan terhadap para siswa, terutama dengan menggeledah tas serta telepon genggam.

"Saya akan segera perintahkan kepada para kepala Dinas Pendidikan untuk selanjutnya diteruskan ke kepala sekolah agar meningkatkan pengawasan terhadap sesuatu hal yang berbau pornografi di sekolah-sekolah," kata Mendiknas.

Nuh mengakui dirinya sampai sekarang belum menyaksikan film porno yang diduga dilakukan oleh sejumlah artis dan menghebohkan masyarakat, sehingga tidak tahu persis sampai batas mana tindakan porno atau seks yang dilakukan pelaku.

Namun demikian, dirinya menegaskan bahwa jika hal tersebut benar-benar terjadi maka patut disesalkan apalagi di saat pemerintah sedang membangun karakter bangsa. "Bapak Wapres tadi juga sempat menyesalkan telah terjadi peredaran film porno itu," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement