REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Perampokan yang dilakukan sekelompok orang di Bank CIMB Niaga Medan, Sumatra Utara ditengarai bukan dilakukan secara amatir. Para pelaku diduga adalah orang-orang yang biasa berlatih militer dan sangat terlatih
Kriminolog Universitas Indonesia (UI), Profesor Muhammad Mustofa memaparkan, para pelaku kemungkinan adalah sisa-sia gerakan separatis Aceh. Terlebih letak geografis Medan tak jauh dari Bumi Serambi Mekah.
"Memang dulu mereka diimbau untuk mengembalikan segala persenjataannya," ujarn Mustofa, Sabtu (21/8). Namun tak menutup kemungkinan terdapat beberapa orang yang sengaja menyimpannya.
Mengenai kecurigaan jika para pelaku adalah anggota militer, Mustofa mengakui dugaan itu terlalu jauh. "Senjata AK 47 kebanyakan dulu dipakai oleh separatis Aceh," jelasnya.
Indikasinya, lanjut Mustofa, adalah gerakan para pelaku yang sistematis. "Tampak ada pembagian tugas dari masing-masing pelaku. Ada yang berjaga di luar, ada yang bertugas mengambil uang dan lain-lain," jelasnya. Dengan adanya gerakan yang sistematis tersebut, para pelaku berhasil memborong ratusan juta rupiah.
Selain itu, Mustofa berharap agar pihak kepolisian waspada terhadap para pelaku itu. Tak menutup kemungkinan ada motivasi lain dari para pelaku. "Uang yang dirampok sangat banyak, dan jumlah itu terlalu besar jika motivasi untuk melakukan perampokan adalah motivasi pribadi," ujar Mustofa.
Tak menutup kemungkinan, para pelaku adalah kelompok separatis yang sedang menghimpun dana. Dalam perampokan, para pelaku yang berjumlah 16 orang melakukan aksinya dengan persenjataan berat. Dalam rekaman cctv, tampak di antaranya membawa senjata laras panjang jenis Ak-47 dan M-16.