REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN--Meletusnya Gunung Sinabung di Tanah Karo, Sumatera Utara (Sumut), menjadi perhatian presiden. Terbukti, Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) sempat menunda kepulangannya ke Jakarta selama setengah jam, gara-gara Gunung Sinabung kembali meletus dinihari pukul 00.23 kemarin (7/9). Letusan yang keempat ini tercatat terbesar, hingga mengakibatkan gempa vulkanik dan debu sampai radius 8 km.
Presiden dan rombongan akhirnya baru kembali ke Jakarta pada pukul 09.30, setelah Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Surono, menjelaskan tentang situasi terakhir Gunung Sinabung yang terus menunjukkan aktivitasnya dan berstatus awas. Sehari sebelumnya, SBY didampingi Ibu Ani Yudhoyono mengunjungi tiga loksi pengungsian Gunung Sinabung di Kabanjahe, Tanah Karo, sekitar 85 km dari Medan.
Tentang letusan yang keempat kalinya pada pukul 00.23 kemarin, Surono mengatakan terbesar terjadi sejak Gunung Sinabung meletus Agustus lalu. "Letusan berlangsung cukup lama, sampai 37 detik,” katanya. Suara letusan kali ini termasuk yang paling keras dibanding letusan yang terjadi sebelumnya. Letusan ini, selain menyemburkan abu vulkanik, juga disertai gempa kecil yang cukup dirasakan sampai radius belasan kilometer.
Seorang penduduk mengatakan, suara letusan terdengar sangat keras, padahal rumahnya berjarak sekitar 15 km. "Letusan yang menggelegar sangat menakutkan. Suara berdentum-dentum berentetan, seakan ratusan bom meledak berentetan,” kata Tarkelin, seorang penduduk. Warga lainnya, Munarta Ginting, juga merasakan hal serupa. Dia juga memperkirakan ini adalah letusan terbesar selama ini. Letusan gunung ini juga diikuti dengan padamnya aliran listrik di beberapa desa di sekitar Sinabung.