REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Bendahara Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo, berharap SBY tidak mempertahankan formasi Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II. Perombakan kabinet dipandang menjadi opsi yang sulit dihindari.
"Reshuffle kabinet menjadi opsi yang sulit dihindari. Sebab, kalau tetap dipertahankan dipastikan tak akan ada perbaikan signifikan," tutur Bambang, Ahad (17/10).
Pencapaian satu tahun kabinet SBY-Boediono dianggap sangat minim. Bambang lagi-lagi mendesak, demi perbaikan, presiden mengubah isi kabinetnya. Ada dua pos yang dipandang bekerja tidak optimal. Ekonomi dan hukum.
Di bidang ekonomi, pemerintah belum memperlihatkan niatnya memulihkan dan memaksimalkan potensi ekonomi dalam negeri. Sedang ketidakpastian hukum di Tanah Air serta makin merajalelanya korupsi menjadi bukti kegagalan pembantu presiden di bidang hukum.
"Banyak oknum dari institusi negara justru menjadi aktor utama praktik mafia hukum Tanah Air," kata Bambang, yang juga anggota Komisi III DPR RI ini.
SBY juga Boediono dipandang Bambang tidak maksimal mencegah pelemahan KPK. Hukum pun tidak berfungsi maksimal menangani perkara besar seperti kasus Bank Century. Melihat dari sudut pandang itu, Golkar meyakini perombakan kabinet diperlukan.