REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Nama Schapelle Leigh Corby tampaknya sulit dihapus dari ingatan masyarakat Australia. Hal itu ditunjukkan oleh Perdana Menteri Australia Julia Gillard yang mengangkat nasib model cantik terpidana kasus narkoba itu dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Merdeka, Selasa (2/11).
"Sebagai Perdana Menteri Australia, saya juga berbicara hari ini dengan Presiden tentang masalah yang melibatkan warga negara Australia, khususnya Schapelle Corby, dan pemerintah Australia mendukung clemency plea (permohonan pengampunan) baginya," kata Gillard dalam konferensi pers usai pertemuan.
Dalam sesi tanya jawab, Presiden ditanya seorang jurnalis Australia atas kasus Corby. Presiden menjawab diplomatis atas kemungkinan pengampunan bagi Corby. "Di dalam penegakan hukum, saya menghormati indenpendensi dari sistem pengadilan di Indonesia. Pengurangan hukuman dimungkinkan dalam sistem kami," kata Presiden.
Namun, Presiden mengingatkan, pemberian pengampunan itu pertimbangannya harus tepat, apalagi kejahatan-kejahatan yang dianggap kejahatan yang serius. "Terhadap kasus Miss Corby sebenarnya dalam sistem yang kami anut di sini sudah ada sejumlah pengurangan hukuman," kata Presiden.
Dalam pertemuan bilateral dengan Gillard, Presiden mengaku bersepakat membangun kerangka kerjasama menghadapi kasus-kasus serupa yang menimpa warga negara Australia di Indonesia atau sebaliknya. "Contohnya, kerjasama dalam ekstradisi di antara kedua negara, mutual legal assistance dan transfer of sentenced persons yang bisa kita pikirkan di masa depan," katanya
Presiden menambahkan, "Inilah yang kita rumuskan bersama, dengan demikian di satu sisi justice must be up held, di sisi lain sisi humanitarian aspec to be consideration. Dan saya optimistik kita bisa mencapai solusi atau kerja sama seperti itu," kata Presiden.