Kamis 16 Dec 2010 07:03 WIB

TK: Presiden SBY dan Sultan HB X 'Dikerjain' Orang

Ketua MPR Taufiq Kiemas
Foto: Republika
Ketua MPR Taufiq Kiemas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Taufiq Kiemas mengatakan, polemik soal RUUK DIY kemungkinan dimanfaatkan orang lain untuk seolah-olah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Sri Sultan HB X saling berbenturan.

"Ini mungkin Presiden SBY dan Sultan HB X 'dikerjain' orang. Indikasi ke arah situ ada," kata Ketua MPR Taufiq Kiemas di gedung DPR-MPR-DPD Senayan Jakarta, Rabu (15/12).

Lebih lanjut Taufiq menjelaskan, soal indikasi kemungkinan isu soal RUUK DIY ini dimainkan orang karena drafnya saja belum masuk namun sudah terjadi polemik.

"Dalam sepanjang sejarah baru kali ini, draf RUU-nya saja belum diserahkan ke DPR, orang sudah bertengkar," kata Taufiq.

Karena itu Taufiq mendesak pemerintah segera memasukan draf RUUK DIY tersebut ke DPR. Selain itu tambahnya, Mendagri Gamawan Fauzi berhenti berkomentar soal ini selama draf RUUK tersebut belum ditanda tangani presiden.

"Sementara Sultan HB X juga harus berjiwa besar. Sebagai Sultan dan gubernur DIY segera hentikan pengibaran bendera Kasultanan dan spanduk-spanduk," kata Taufiq.

Menurut Taufiq polemik soal RUUK DIY sebenarnya tidak ada apa-apa. Semua itu tambahnya hanya sekedar wacana. Menurut Taufiq Kiemas, kedua tokoh nasional baik Presiden SBY dan Sri Sultan HB X merupakan tokoh-tokoh yang menghayati benar empat pilar berbangsa dan bernegara.

Karena itu, Taufiq Kiemas yakin tidak ada persoalan serius diantara keduanya. Dia juga membantah kekawatiran beberapa orang yang menilai polemik soal RUUK DIY ini mengarah pada ancaman perpecahan.

"Presiden SBY ini jagonya empat pilar begitu juga Sultan. Jadi keduanya sama-sama jago empat pilar," kata Taufiq Kiemas. Karena itu Taufiq Kiemas meminta semua pihak segera menghentikan polemik soal ini. Taufiq Kiemas mendesak pemerintah segera masukan RUUK DIY ke DPR.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement