REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL--Korea Utara tampaknya telah mengalami wabah penyakit mulut dan kaki (PMK), menurut seorang pejabat Seoul Selasa (18/1), pada saat Korea Selatan sedang berjuang mengatasi wabah penyakit hewan yang sangat menular dan terburuk yang pernah terjadi. Juru bicara Kementerian Unifikasi Lee Jong-Ju mengutip beberapa anggota kelompok amal dan pejabat lain yang baru saja berkunjung ke negara komunis itu, mengatakan bahwa ruang lingkup dan asal wabah tersebut belum diketahui.
"Kami sudah mendengar sedikit banyak tentang wabah itu (di Korea Utara) dari orang-orang yang baru berkunjung ke negara itu," kata Lee kepada AFP. "Tapi Korea Utara belum secara resmi mengkonfirmasi apapun baik melalui media pemerintah maupun melaporkan kepada organisasi kesehatan internasional."
Kantor berita Yonhap, mengutip seorang pejabat Seoul yang tak disebut namanya, mengatakan Korea Utara telah menugaskan militer untuk membantu peternakan mensterilkan seluruh bangsa sejak wabah tersebut dilaporkan pada Desember. Surat kabar Joong Ang koran Ilbo mengatakan, Pyongyang telah memblokir lalu lintas jalan di dekat wilayahnya dan penduduk diperintahkan untuk menahan diri dari bepergian.
"Kami telah mempelajari bahwa Utara tidak dapat melaksanakan upaya karantina dan sanitisi yang baik karena kekurangan obat-obatan yang diperlukan dan peralatan," kata laporan seorang pejabat intelijen. Dikatakan bahwa epidemi mungkin dapat mengambil korban pada militer Korea Utara, yang mengembangkan peternakan di fasilitas-fasilitas militer sejak awal 2000 untuk memberi makan pasukannya.
Orang-orang di Utara, yang menderita kekurangan pangan terus-menerus, telah menyantap daging sapi dan babi terinfeksi dan bukannya mengubur hewan-hewan tertular itu, kata pejabat itu. Penyakit kaki dan mulut menular di kalangan hewan berkuku terbelah seperti sapi, babi, rusa, kambing dan domba.