REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO - Untuk pertama kalinya setelah demonstrasi besar-besaran di seluruh negeri dalam tiga hari terakhir, Presiden Mesir Hosni Mubarak angkat bicara. Ia menegaskan tidak akan membiarkan protes membahayakan reformasi. Ia telah memecat kabinetnya, mengatakan bahwa ia akan menggantinya dengan yang baru pada hari Sabtu.
"Saya telah meminta pemerintah untuk mengundurkan diri dan besok akan ada pemerintahan baru," kata Hosni Mubarak dalam pidato kepada bangsa akhir Jumat setelah empat hari protes mematikan.
Presiden mengatakan perubahan itu tidak dapat dicapai melalui chaos tapi melalui dialog. Ia mengatakan mengerti bahwa orang-orang Mesir ingin dia untuk mengatasi kemiskinan, menciptakan lapangan kerja dan reformasi demokrasi. Dia juga berjanji akan melakukan reformasi sosial, ekonomi, dan politik.
"Kami tidak akan mundur dalam reformasi. Kami akan melanjutkan langkah-langkah baru yang akan menjamin independensi peradilan dan hukum-hukumnya, dan lebih banyak kebebasan bagi warga," kata Mubarak.
Dia mengatakan langkah-langkah baru akan diambil untuk mengurangi pengangguran, meningkatkan standar hidup, meningkatkan pelayanan, dan mengentaskan kemiskinan.
Bereaksi terhadap protes yang meletus di ibukota dan kota-kota lain, Mubarak mendesak untuk tenang. Ia menyatakan reformasi tengah ia jalankan.