Jumat 11 Feb 2011 15:11 WIB

Januari 2011, Flu Babi di Cina Renggut 21 Nyawa

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Setidaknya 20 orang tewas akibat flu babi di Cina pada tahun ini, menurut Kementerian Kesehatan, Jumat (13/2). Meskipun demikian para pejabat mengatakan tidak ada alasan untuk panik bahkan saat musim flu mencapai puncaknya.

Korban tewas dari influenza A (H1N1) telah tercatat dalam setidaknya sembilan lokasi sejak pertengahan Januari, kata kementerian tersebut.

Kantor berita resmi Xinhua melaporkan lagi kematian di Provinsi Guangdong di selatan, mengutip pejabat setempat. Namun seorang pejabat di kementerian mengatakan dia tidak bisa memastikan bahwa jumlah korban telah meningkat menjadi 21.

Flu babi telah menewaskan lebih dari 18.400 orang. Hampir semua negara di dunia terkena dampak sejak ditemukan di Meksiko dan Amerika Serikat pada April 2009, menurut Organisasi Kesehatan Dunia. Setidaknya 800 orang meninggal di Cina akibat flu babi pada April 2010, menurut Kementerian Kesehatan.

Pada bulan Agustus tahun lalu, menurut badan itu flu babi telah "selesai", dan mengumumkan berakhirnya pandemi tetapi tetap memperingatkan bahwa "wabah lokal dapat terjadi dalam berbagai skala".

Beberapa negara baru-baru ini melaporkan kematian akibat influenza A (H1N1) saat puncak musim flu namun tidak pada skala yang terlihat sebagaimana ketika wabah pertama muncul, sebagian karena adanya kampanye vaksinasi massal.

Shu Yuelong, direktur Pusat Influenza Nasional Cina, mengatakan meski jumlah kasus serius dan kematian dapat meningkat, wabah itu tidak seburuk seperti yang terjadi pada 2009, menurut pemerintah.

Wang Yu, juru bicara Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Beijing, mengatakan ancaman Influenza A (H1N1) tidak boleh dilebih-lebihkan.

"Sekarang kita tahu ini adalah jenis baru, tapi tetap flu yang biasa," kata Wang sebagaimana dikutip oleh Global Times pada Jumat. "Tidak perlu panik."

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement