Rabu 16 Feb 2011 14:11 WIB

Lima Kesepakatan Pascapenyerangan Ponpes YAPI

Rep: Erik Purnama Putra / Red: Didi Purwadi
Badroddin Haiti
Foto: zonaberita.com
Badroddin Haiti

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA - Muspida Pasuruan langsung menggelar pertemuan pasca insiden penyerang Pondok Pesantren (Ponpes) Al Ma’hadul Islam Yayasan Pesantren Islam (Yapi), di Desa Kerep, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Selasa (15/2), yang dilakukan massa pengajian Ahlu Sunnah Wal Jamaah (Aswaja). Muspida Pasuruan mengadakan pertemuan dengan dua belah pihak bertikai di Pendopo Kabupaten Pasuruan pada Rabu (16/2) dini hari. Hadir dalam pertemuan itu adalah Gubernur Jatim Soekarwo dan Kepala Polda Jatim Irjen Badroddin Haiti.

Menurut Badroddin, hasil pertemuan tersebut menetapkan lima butir kesepakatan. Isi kesepakatan itu adalah prihatin dan menyesalkan bentrokan fisik, meminta aparat penegak hukum menangani kasus tersebut sesuai aturan dan hukum yang berlaku, dan bersama menjaga ketertiban umum agar situasi di Pasuruan dan Jatim kondusif.

Selanjutnya, ulama dan pemuka agama untuk menjaga jamaahnya masing-masing agar tidak mudah terprovokasi kelompok lain dan media ikut bijak dalam menampilkan pemberitaan bersifat menyejukkan. “Lima kesepakatan itu mutlak harus dipatuhi sebab merupakan hasil pertemuan Muspida Pasuruan dan dua pihak yang bertikai,” ujar Badroddin di Markas Polda Jatim, Jalan Ahmad Yani, Surabaya, Rabu (16/2).

Insiden penyerangan Ponpes Al Ma’hadul Islam Yayasan Pesantren Islam dilakukan secara tiba-tiba oleh kelompok pengajian Ahlu Sunnah Wal Jamaah (Aswaja) Bangil, Kota Pasuruan. Setelah mengikuti pengajian di Singosari, Malang, Selasa (15/2) pagi, ratusan massa Aswaja dari Pasuruan, Bangil, dan Pandaan, pulang beriringan menuju Pasuruan.

Ketika melintasi Ponpes Al Ma'hadul Islam yang terletak di Jalan Pandaan-Pasuruan, massa yang naik sepeda motor itu berhenti di depan ponpes beraliran Islam Syiah tersebut. Saat itu, pukul 14.15, santri ponpes yang kebetulan sedang mengecat pagar mendapati dirinya diolok-olok ratusan massa Aswaja. Aksi olokan dibalas dengan ejekan pula.

“Dari situ, entah tiba-tiba terjadi aksi saling lempar batu. Yang pertama melakukan lemparan dari massa Aswaja. Karena diserang, santri ponpes yang berada di pagar itu lari ke belakang memanggil temannya untuk balas melakukan lemparan batu,” beber Badroddin.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement