REPUBLIKA.CO.ID,MEDAN - Umat Islam di Indonesia agar mewaspadai skenario yang bisa saja disiapkan pihak-pihak tertentu yang ingin menciptakan citra buruk terhadap agama yang dibawa Nabi Muhammad SAW itu. Citra Islam sengaja dijatuhkan sebagai ajaran yang kurang toleran terhadap keberagaman dan terkesan identik dengan kekerasan.
"Waspadai hal itu yang mungkin saja diskenario agar umat Islam terjebak dalam pencitraan negatif," kata pengamat sosial politik dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Utara, Ansari Yamamah, di Medan, Rabu (23/2).
Pernyataan itu disampaikannya terkait maraknya aksi anarkis yang dilakukan sebagian kelompok umat Islam dalam menyikapi permasalahan, termasuk Ahmadiyah. Berdasarkan analisa terhadap kondisi keberagaman yang terjadi belakangan ini, Ansari menilai tidak tertutup kemungkinan adanya kelompok tertentu yang ingin memanfaatkan situasi. Kelompok tersebut mungkin berupaya ingin menjatuhkan citra Islam yang selama ini menerapkan ajaran yang bersifat "rahmatan lil 'alamin" (rahmat bagi seluruh alam) itu sebagai umat yang gemar melakukan kekerasan.
Caranya, kata dia, dengan memancing emosi umat Islam untuk bereaksi keras terhadap perbedaan keyakinan yang memang sensitif bagi pengikut agama tersebut. Dari kondisi terakhir, diperkirakan upaya kelompok tertentu itu mulai berhasil karena ada sebagian umat Islam yang terpancing seperti peristiwa penyerangan terhadap pengikut Ahmadiyah di Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.
"Disadari atau tidak, citra Islam yang damai terusik dalam peristiwa itu," kata Ansari yang juga pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sumut tersebut.
Mungkin, kata Ansari, umat Islam perlu membuka kembali Al Quran yang selalu menganjurkan musyawarah dan dialog (wasyawirhum fil amri) dalam menyikapi setiap permasalahan. Jika saja "ruh" Al Quran dapat dipahami dengan baik, maka umat Islam akan memiliki wawasan yang luas dan terbuka sehingga tidak akan pernah mudah diprovokasi oleh pihak-pihak yang ingin menjatuhkan citra agama tersebut.
Hal itu disebabkan Al Quran banyak memuat pelajaran agar umat Islam mampu menjadi orang-orang yang bijaksana dan memiliki pemikiran terbuka dalam merespon berbagai persoalan sosial.
"Bukan dengan cara gelap mata dan kekerasan," kata alumni Leiden University Belanda tersebut.